Memaknai “Stay Home”
*Aziza Restu Febrianto
2020 jelas menjadi tahun yang sangat mengejutkan bagi
seluruh umat manusia di dunia. Sebelumnya,
orang tidak menyangka bahwa mereka akan berhadapan dengan sebuah wabah virus
baru yang mematikan bernama Corona Virus
Disease atau biasa disebut dengan Covid-19. Pada awalnya virus ini hanya
menjangkiti sebagian orang di China khususnya di kota Wuhan pada akhir tahun
2019. Namun, tanpa diundang dan tanpa diperkirakan, virus ini kemudian menular dengan
cepat sampai penjuru dunia. Hanya dalam hitungan sebulan, sudah ditemukan
beberapa korban di banyak negara seperti
Korea Selatan, Jepang, Singapura, beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat.
Di Indonesia, orang yang secara positif terjangkit
virus ini mulai terdeteksi pada awal bulan Maret dan jumlahnya juga terus bertambah
hingga saat ini, hingga artikel ini ditulis. Merespon bencana ini, Pemerintah,
setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya memutuskan untuk menerapkan
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diantara negara-negara lain
yang menerapkan Lockdown wilayah.
PSBB ini sangat ketat diterapkan di beberapa kota besar atau wilayah yang
berpotensi menjadi tempat penularan. Tujuannya hanya satu, yaitu memutus rantai
penularan. PSBB dan Lockdown
sebenarnya tidak jauh berbeda karena intinya membatasi aktivitas dan interaksi
manusia dalam keseharian. Kebijakan ini memaksa banyak orang untuk tidak keluar
rumah atau harus tinggal di rumah saja. Siapapun, tanpa terkecuali. Sehingga
sebagai dampaknya, banyak diantara mereka yang harus kehilangan pekerjaan. Bagi
mereka yang punya usaha juga harus mengalami kebangkrutan kerena usahanya menjadi
sepi. Hashtag Stay Home dan Work from Home pun menjadi populer
dimana-mana.
PSBB ini ternyata juga diberlakukan di daerah-daerah
yang jauh dari kota besar. Dalam rangka mengantisipasi penularan, banyak
diantara kepala daerah yang memerintahkan jajarannya untuk melaksanakan PSBB
juga. Berbagai desa terutama di pulau Jawa kemudian mulai siaga dengan membuat
peraturan PSBB secara lokal, termasuk desa saya. Dengan kondisi ini, saya tentu
saja harus mengikuti peraturan untuk Stay
and Work from Home juga. Siapapun juga tidak akan tahu penularan virus itu
melalui apa, siapa dan lewat media seperti apa. Sejak diberlakukan PSBB pada
tanggal 10 April yang lalu hingga artikel ini ditulis, Alhamdulillah, saya
telah berada di rumah. Bahkan sebelumnya, terhitung sejak 13 Maret atau satu
bulan lebih saya sudah tinggal di rumah tanpa bekerja di kantor. Tapi
Alhamdulillah, beberapa pekerjaan masih bisa dilakukan di rumah: salah satu
kantor tempat saya bekerja memperbolehkan para pengajar untuk melaksanakan
pembelajaran via daring.
Meskipun masih tetap mempunyai kesibukan di rumah,
waktu luang saya tentu masih banyak karena ada dua pekerjaan saya yang tidak
bisa dilakukan secara daring. Pekerjaan itu harus diliburkan total. Lagi-lagi
pendapatan saya menjadi sangat berkurang karena ini. Tapi saya harus berfikiran
positif agar saya masih bisa tetap produktif. Waktu luang yang panjang ini
ternyata bisa berfaedah jika kita mampu mengelola dan memanfaatkannya secara
bijak. Waktu luang ini justru bisa menjadi peluang kita untuk melakukan banyak
hal yang lebih produktif dan inovatif. Berikut adalah beberapa kegiatan yang
bisa kita lakukan selama Stay Home
sebagai hikmah dari wabah ini:
- Berkontemplasi
Ketika kita sibuk dengan pekerjaan, bisa jadi kita telah
kehilangan banyak waktu untuk berkontemplasi. Berkontemplasi ini sangat penting
untuk merenungi dan mengevaluasi apa yang sudah kita lakukan selama ini.
Setelah kita melakukan kontemplasi, kita akan dapat merencanakan apa yang
menjadi tujuan hidup di masa mendatang. Aktivitas ini membuat kita lebih cermat
dan terampil dalam menentukan arah hidup kita secara tepat. Aktivitas ini juga akan
semakin membuat kita bersemangat dan siap untuk menjalani hari-hari kedepan.
Kontemplasi bisa dilakukan dengan berbagai macam cara: bisa sebelum tidur,
ketika sedang santai ngopi sendirian, atau waktu berdzikir dan berdoa setelah
sholat. Kebetulan tinggal dua hari lagi puasa Ramadhan. Bulan puasa ini adalah
momen yang sangat tepat untuk berkontemplasi dan melakukan ibadah khusuk
lainnya.
- Menyelesaikan pekerjaan rumah yang belum tuntas
Rutinitas kesibukan tentu juga telah merenggut waktu
kita untuk melakukan banyak pekerjaan rumah. Akibatnya, rumah kita menjadi sering
berantakan, kotor, dan tidak tertata. Kondisi “Stay Home and Work from Home” ini akan membuat kita memiliki waktu
yang lebih banyak untuk menata kembali perabotan rumah dan membersihkan semua
sudutnya secara teratur. Bagi mereka yang suka memelihara tanaman di pekarangan
rumah atau binatang peliharaan, masa ini adalah kesempatan yang bagus untuk
lebih fokus merawat semuanya. Kita juga akan semakin lebih dekat dengan alam
dan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan.
- Quality time bersama keluarga
“Stay Home” secara jelas memberikan
waktu kepada kita untuk terus bersama dengan keluarga. Kesempatan ini pasti
sangat sayang sekali dilewatkan walaupun tidak semua orang bisa merasakan hal
yang sama karena keadaan yang mengharuskan mereka merantau jauh dan tidak bisa
pulang karena PSBB. Saya termasuk orang yang beruntung karena bisa pulang
kampung dari tempat kerja di Semarang jauh-jauh hari sebelum kebijakan PSBB
diterapkan. Meskipun penghasilan jauh berkurang karena beberapa pekerjaan
libur, semua beban menjadi tidak terasa karena perasaan tenteram bersama
keluarga. Kalau istilah jawanya, “Mangan
ora mangan penting kumpul yang artinya Makan tidak makan yang penting
kumpul.” Waktu untuk berinteraksi dengan
anak saya juga bisa lebih banyak, sehingga saya bisa lebih fokus mendampingi
dan mengawasi perkembangannya.
- Lebih fokus untuk membaca dan menulis
Ketika sibuk bekerja, saya harus pintar-pintar membagi
waktu untuk bisa membaca dan menulis. Mungkin untuk membaca surat kabar,
majalah dan artikel bisa dilakukan di sela-sela waktu kerja, akan tetapi untuk menulis,
tentu ceritanya lain. Saya harus meluangkan waktu khusus untuk ini. Tidak pasti
waktunya harus kapan karena pekerjaan saya yang waktunya tidak menentu. Yang
jelas ketika ada waktu luang, saya selalu ingin mengupayakan untuk menulis.
Menulis artikel di blog ini juga salah satu kegemaran saya. Pada dasarnya saya
memang suka menulis. Alhamdulillah, saya sudah bisa menghasilkan karya seperti
artikel ilmiah, artikel kontemporer dan buku yang diterbitkan secara resmi.
Senang rasanya menghasilkan karya meskipun belum banyak. Biasanya karena
kesibukan kerja dan konsentrasi saya yang terfokus pada pencapaian target
pribadi, saya menjadi mengalami kesulitan untuk menentukan kapan harus menulis.
Nah, masa Stay Home ini sebenarnya
merupakan kesempatan yang sangat tepat untuk mulai fokus kembali dalam kegiatan
menulis. Kita bisa menulis apapun termasuk artikel di blog semacam ini. Target
saya pada tahun ini sebenarnya adalah menerbitkan buku IELTS Writing dengan penerbit mayor. Semoga target
ini bisa terlaksana, dan bukunya bisa dijual di toko-toku buku besar.
- Mengasah keterampilan dan hobi
Setiap orang pasti mempunyai hobi. Apapun hobinya.
Nah, waktu luang yang banyak selama Stay
Home ini bisa kita gunakan untuk lebih sering melakukan hobi atau bahkan
mengembangkan keterampilan pada hobi tersebut. Saya kebetulan sangat menyukai
musik khususnya bermain gitar. Masih banyak sekali ilmu gitar yang harus saya
pelajari agar hasil suara yang dihasilkan melalui petikan bisa lengkap dan
harmonis. Ada juga keinginan untuk bisa mempelajari berbagai macam chords melalui buku, websites maupun
tutorial via YouTube. Selain itu saya juga ingin mengasah kepekaan telinga
untuk menemukan sendiri chords atau
melodi dari berbagai macam lagu yang saya suka. Semua ini sebenarnya bisa menjadi
lebih optimal ketika dilakukan selama libur panjang nasional ini.
- Mempelajari ilmu baru dan memperbanyak wawasan
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) selalu berkembang
dari waktu ke waktu, sehingga menuntut kita untuk bisa beradaptasi dengan
cepat. Jika kita bisa menguasai segala inovasi dari perkembangan itu, kita
tidak hanya akan bisa survive dalam
pekerjaan yang kita tekuni, tetapi juga bisa menjadi orang yang bijaksana.
Menurut saya, kebijaksanaan itu muncul ketika kita bisa memahami apa yang
digemari dan kehidupan digeluti oleh orang-orang dari berbagai jaman. Ilmu
pengetahuan dan teknologi yang kita kuasai juga akan membuat segala aktivitas
terlaksana secara efektif dan efisien. Sebenarnya banyak sekali yang ingin saya
pelajari dari semua perkembangan IPTEK seperti membuat desain grafis, mengembangkan
website profesional, menggunakan aplikasi terbaru Smartphone atau meng-utak atik ponsel, dsb. Namun, untuk
melakukannya, saya biasanya selalu terpentok pada waktu dan motivasi. Ketika sudah
sibuk bekerja, saya selalu fokus pada uang dan penghasilan. Nah, di saat libur
panjang yang ujungnya tak pasti ini, saya ingin bisa mengalokasikan waktu untuk
mempelajari dan menguasai hal-hal baru itu. Tentu saja diperlukan motivasi yang
kuat sih untuk memulainya.
- Mencari peluang penghasilan online
Profesi dan pekerjaan saya adalah pengajar
prefesional. Tapi saya bukanlah guru atau tidak bisa juga dianggap sebagai dosen.
Saya bukan guru karena saya tidak bekerja sebagai guru tetap di sebuah sekolah.
Saya juga bukan dosen karena saya tidak bekerja sebagai dosen tetap di sebuah
universitas, meskipun saya bergelar S2. Sejak lulus kuliah S2, saya memang memiliki
harapan untuk bisa menjadi dosen tetap. Namun apalah daya, semua upaya yang
dilakukan belum juga membuahkan hasil. Tapi saya harus realistis dan tetap
optimis. Menjadi pengajar lepas ternyata juga banyak hikmanya. Salah satunya
adalah mempunyai kebebasan untuk mencari peluang apapun, tanpa ada ikatan.
Waktu saya juga bisa sangat fleksibel. Harapannya, saya bisa memanfaatkan
fleksibilitas ini untuk melakukan hal-hal yang produktif bagi diri saya sendiri dan semoga
manfaatnya bisa berdampak ke orang lain juga. Dengan diterapkannya PSBB dan Stay Home, pembelajaran tentu tidak bisa
dilakukan secara tatap muka. Sehingga saya harus bisa memanfaatkan peluang
untuk mencari siswa melalui media daring. Saya yakin semua orang saat ini mengalami
kendala yang sama dan tidak bisa kemana-mana. Ini sebenarnya adalah peluang
bagi saya untuk promosi pembelajaran jarak jauh melalui berbagai media platform
dan aplikasi yang sudah ada. Alhamdulillah, sampai saat ini, saya sudah
mendapatkan berbagai calon pelanggan yang menghubungi saya.
Bismillah.... 2 (dua) hari lagi puasa Ramadhan. Semoga
selama bulan puasa ini, kita bisa melakukan berbagai aktivitas yang positif
secara tuntas. Semua aktivitas yang saya sebutkan diatas adalah diantaranya.
Sekian... Semoga tulisan saya ini bisa bermanfaat
terutama buat saya sendiri.
Magetan, 22 April 2020