Tampilkan postingan dengan label IELTS. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IELTS. Tampilkan semua postingan

Jumat, 11 Juni 2021

Situs Web Terbaik Untuk Latihan IELTS

 


Situs Web Terbaik Untuk Latihan IELTS

*Aziza Restu Febrianto


Berikut ini adalah 5 (Lima) situs web yang pernah berjasa dalam membantu saya menaikkan skor IELTS saya pada tahun 2016. Tapi saat itu saya hanya berfokus pada bagian Writing saja, karena hanya di bagian inilah saya benar-benar struggling alias mengalami kesulitan untuk mendapatkan skor 6.5 setelah sebelumnya pernah mengambil 2 kali Official test. Alhamdulillah, melalui usaha keras, akhirnya saya bisa mendapatkan skor diatas 6.5. Dengan skor IELTS ini, Alhamdulillah, saya juga bisa diterima pada program Master di 5 universitas terbaik dunia sebelum akhirnya menjatuhkan pilihan di University College London (UCL).

  • IELTS Advantage

Ketika sedang mencari soal-soal latihan di Google, saya menemukan situs web IELTS Advantage dan langsung saja mulai belajar dan berlatih mengerjakan soal di sana terutama Writing. Ternyata situs web ini juga mempunyai Youtube channel yang memberikan tips mengerjakan Writing Task 1 & 2. Menurut saya, penjelasan guru dalam channel itu sangatlah terstruktur dan mudah dimengerti, meskipun dia adalah seorang native dari Amerika yang biasanya berbicara cepat. Dengan mengikuti penjelasannya, IELTS writing yang kelihatannya susah dan rumit menjadi terasa mudah untuk saya kerjakan. Saya, yang pada waktu itu masih takut untuk menulis esai dalam bahasa Inggris menjadi percaya diri untuk bisa menulis dengan baik.

  • IELTS Buddy

Situs web IELTS Buddy cukup asyik untuk dikunjungi karena semua fitur tertata dengan sangat rapi. Kita bisa berlatih dan mengukur kemampuan kita mengerjakan soal-soal IELTS secara langsung di situs web ini, terutama Listening dan Reading. Menurut saya, sampai saat ini belum ada situs web yang bisa memberikan penilaian Writing dan Speaking secara akurat dan komprehensif (belum ada sistem yang bisa menggantikan manusia). Tapi no problem bagi saya, karena yang saya butuhkan hanyalah latihan Writing. Situs web ini memberikan banyak sekali contoh soal Writing Task 1 & 2 beserta contoh jawaban dan skornya. Yang saya lakukan saat itu adalah mencari contoh soal yang sulit untuk dikerjakan sendiri di rumah dan membandingkan jawaban saya dengan contoh yang skornya tinggi. Dengan membandingkan jawaban tersebut, saya akhirnya bisa belajar banyak hal khususnya menulis dengan menggunakan pola kalimat dan kosakata yang variatif (Grammatical & lexical range).

  • IELTS Liz

IELTS Liz dikelola oleh seorang pengajar IELTS profesional dari Inggris bernama Elizabeth Ferguson. Mirip dengan IELTS Buddy, IELTS Liz memberikan berbagai macam fitur dan sarana latihan soal untuk semua bagian di tes IELTS. Menurut saya, yang membedakan IELTS Liz dengan situs web lainnya adalah kontennya yang jauh lebih beragam dan materi yang terus diperbarui. Sangat produktif! Selain materi pembelajaran, terdapat pula kolom forum untuk komunikasi, beropini, dan berkomentar. Kolom ini bisa digunakan oleh para pengunjung agar mereka bisa berinteraksi dengan pengelola situs web, bertanya dan berbagi pengalaman belajar. Komentar ini pun juga direspon secara cepat oleh pengelolanya. Saya pernah mencoba memberikan komentar di dalam kolom tersebut, dan sehari kemudian, saya mendapatkan balasan. Jawabannya pun juga memuaskan. Tidak hanya situs web, IELTS Liz juga mempunyai Channel Youtube seperti IELTS Advantage dimana pengisinya adalah Elizabeth sendiri, sang pengelola dan penulis konten situs web itu. Melalui channel itu, kita bisa mendapatkan banyak sekali tips dan strategi memperoleh skor tinggi untuk semua bagian di IELTS.

  • IELTS-exam.net

IELTS-exam.net adalah situs web pertama yang saya kunjungi ketika belajar IELTS dan bahkan ketika sedang mempersiapkan Official IELTS yang saya ambil untuk pertama kalinya pada tahun 2011. Pada saat itu, saya mempersiapkan diri bersama teman saya ketika masih tinggal di kos di Semarang. Dia juga mengambil tes pada jadwal yang sama. Kebetulan dia mempunyai wifi pribadi (modem) yang bisa digunakan untuk berselancar internet dengan menggunakan laptop. Saat itu, belum ada smartphone. Kalau tidak salah HP yang populer waktu itu adalah Blackberry, tapi tipe terbaru HP jenis ini pun juga belum bisa digunakan seperti halnya smarphone sekarang ini. Pada situs web IELTS-exam.net, saya menemukan sebuah kolom simulasi untuk latihan mengerjakan Listening dan Reading. Saya pun juga bisa memperkirakan skor yang akan diperoleh dengan layanan ini secara gratis. Sehingga situs web ini sangat membantu sekali disaat materi-materi IELTS hanya bisa diakses secara berbayar dan di buku-buku yang mahal harganya pada waktu itu. Tampilan situs web yang sekarang tentu sudah jauh berbeda dengan yang dulu. Tentunya sekarang fitur dan fasilitasnya jauh lebih lengkap.

  • IELTS Simon

IELTS Simon ini adalah situs web yang terakhir saya gunakan pada saat mempersiapkan Official IELTS pada tahun 2016. Saya mendapatkan rekomendasi mengenai situs web ini dari teman saya yang sudah diterima di Monash University, Australia. Dia mengatakan bahwa situs web ini banyak memberikan pembahasan dan contoh jawaban Writing dari soal yang telah diujikan di Official test sebelumnya. Karena merasa sangat membutuhkan pembahasan tentang Writing, seketika saya langsung meluncur ke situs web tersebut. Disana saya menemukan banyak sekali contoh esai yang sangat berkualitas dengan variasi pola kalimat dan kosakata yang advanced. Penulis mengklaim bahwa semua esai itu mendapatkan skor 9.0. Meskipun tidak disebutkan sumber resmi dan alasan kenapa esai tersebut mendapatkan skor yang tinggi, saya merasa esai tersebut memang sangat berkualitas karena mempertimbangkan karakteristik tulisan yang cukup concise atau padat dan tidak bertele-tele dengan lexical density yang mumpuni, serta pemilihan ide yang tepat. Yang saya lakukan dengan situs web ini juga sama dengan situs web lainnya, yaitu mengerjakan soal yang saya ambil dari situs web tersebut, kemudian mencocokkan jawaban saya dengan contohnya, dan mempelajari variasi pola kalimat dan kosakata yang digunakan. Situs web ini dikelola oleh seorang mantan penguji IELTS yang tinggal di Manchester, Inggris.

Mungkin semua situs web ini bisa kalian coba kunjungi ketika sedang mempersiapkan Official test. Namun, menurut saya, belajar dan latihan mandiri saja tidaklah cukup, khususnya Writing dan Speaking. Karena kedua bagian ini merupakan Productive skills, maka alangkah lebih baiknya jika kita juga mendapatkan bantuan dari orang lain untuk memberikan penilaian dan feedback. Selain belajar mandiri dengan menggunakan semua situs web tersebut, saya juga memutuskan untuk mengikuti simulasi Writing sekaligus mendapatkan penilaian dan feedback dari tutor di sebuah lembaga pembelajaran IELTS di Semarang. Bagi saya, simulasi dan feedback yang diberikan ini penting sekali karena selain untuk mengukur seberapa siapkah kita untuk mengerjakan soal, harganya pun juga sangat murah (bahkan ada yang gratis) jika dibandingkan dengan Official test yang mahal. Kita bisa mengambilnya hanya untuk memastikan bahwa kita benar-benar sudah siap mengambil Official test.

Selain harga Official test yang mahal, pada saat itu, saya juga hanya membutuhkan waktu 2 bulan saja untuk persiapan tes, karena setelah diterima sebagai penerima beasiswa LPDP pada akhir Desember 2015, saya harus segera mengambil Official IELTS test sebagai salah satu syarat wajib untuk diterima di kampus impian saya di Australia atau Inggris. Saya mendaftar tes pada awal Januari 2016, dan tesnya sendiri dilaksanakan pada 2 April 2016. Banyak sekali latihan yang saya lakukan waktu itu, terutama untuk memastikan bahwa saya benar-benar sudah familiar dengan soal IELTS dan menemukan strategi yang jitu untuk menaklukkannya.

Selamat belajar dan sukses untuk IELTSnya ya guys!

 

Rabu, 17 Agustus 2016

Tips Singkat Menguasai IELTS





Tips Singkat Menguasai IELTS

  
*Aziza Restu Febrianto

Salah satu syarat wajib untuk mendaftar kuliah di luar negeri, khususnya di negara berbahasa Inggris adalah sertifikat tes standar Bahasa Inggris yang biasa kita kenal dengan TOEFL (Test of English as a Foreign Language) atau IELTS (International English Language Testing System). Tes Bahasa Inggris ini ibaratnya seperti Surat Ijin Mengemudi/ SIM yang wajib dimiliki seseorang untuk bisa berkendara. Jadi hukumnya adalah wajib. TOEFL adalah tes Bahasa Inggris yang dikeluarkan secara resmi oleh sebuah lembaga khusus di Amerika serikat bernama ETS (English Testing System). Sedangkan yang berhak mengeluarkan IELTS adalah British Council, dari negara Inggris atau Britania Raya (UK) dan IDP Australia. Karena sistem dan format kedua tes tersebut sangatlah berbeda, maka kita terlebih dahulu harus menentukan jenis tes mana yang perlu kita ambil. Tentunya pilihan ini disesuaikan dengan negara dan universitas dimana kita ingin belajar. Kebanyakan universitas di Amerika Serikat/ USA lebih mensyaratkan TOEFL iBT, sedangkan IELTS lebih banyak diminta kepada mereka yang mendaftar hampir semua universitas di UK, Australia, dan Selandia Baru.

Tulisan saya kali ini lebih fokus membahas tentang IELTS dan cara menguasainya sesuai dengan pengalaman pribadi penulis yang ingin berkuliah di Inggris. Untuk TOEFL dan persiapannya bisa dibahas di tulisan yang lain saja. Bagi mereka yang merasa memiliki kemampuan berbahasa Inggris bagus mungkin mengira bahwa IELTS tidaklah memerlukan banyak belajar dan latihan. Tapi menurut saya pernyataan ini tidak benar walaupun sebagai pengecualian ada juga yang bisa menguasainya tanpa persiapan. “Tak Kenal Maka Tak Sayang.” Mungkin peribahasa ini sangat tepat untuk menggambarkan proses persiapan IELTS. Saya kira walaupun kemampuan Bahasa Inggris kita sudah bagus atau bahkan seperti penutur asli/ native speakers yang sehari-hari sudah memakai Bahasa Inggris, berlatih IELTS pun masih harus tetap diperlukan. Tujuannya adalah agar kita mengenal dan terbiasa dengan format dan tipe soalnya. Dengan mengenali format dan tipe soal IELTS, kita akan dengan mudah dapat menentukan strategi dan cara yang tepat untuk menguasainya sesuai dengan kondisi kita. Berikut adalah langkah-langkah yang saya terapkan saat mempersiapkan tes IELTS. 

  1. Membuat target dan rencana waktu mengambil tes
Sebelum belajar dan berlatih, alangkah lebih baiknya kita tentukan terlebih dahulu kapan kita akan mengambil tes. Kita bisa melihat jadwal tes di website British Council atau IDP Australia sesuai dengan lokasi tes yang akan kita pilih. Biasanya tes ini dilaksanakan 2 kali dalam setiap bulannya dan mengambil hari sabtu. Waktu itu saya memutuskan untuk mengambil tes pada tanggal 2 April 2016 dan mendaftar tepat dua bulan sebelumnya, yaitu Februari 2016. Sehingga saya memiliki waktu yang cukup pas untuk mempersiapkannya. Dengan menentukan jadwal tes dua bulan sebelumnya, saya bisa memiliki komitmen yang kuat untuk mempersiapkannya. Mendaftar tes IELTS berarti kita sudah mengeluarkan uang hampir 3 juta rupiah sehingga akan memaksa kita untuk lebih serius dan sungguh-sungguh dalam mempersiapkannya.  

  1. Membuat rencana belajar, latihan dan simulasi
Setelah menentukan waktu dan tanggal tes, kita pasti harus membuat sebuah rencana belajar, latihan dan simulasi. Setiap orang pasti memiliki kesibukannya masing-masing sehingga sulit sekali untuk menentukan alokasi waktu belajar yang efektif. Namun, meskipun begitu, saya yakin kita semua pasti tetap memiliki waktu luang minimal 3 jam setiap harinya, sesibuk apapun kita. Oleh karena itu, kita pastikan saja paling tidak 3 jam sehari untuk latihan IELTS dan kita lakukan itu setiap hari. Saat itu saya membagi waktu latihan menjadi 3 bagian dalam seharinya, yaitu pagi, sore dan malam. Kira-kira formulanya seperti ini.

Sehabis shubuh: Pukul 05.00 – 06.00
Setelah pulang kerja: Pukul 16.00 – 17.00
Setelah sholat isya: Pukul 20.00 – selesai

Ketika kita sudah membuat jadwal seperti ini, yang harus kita lakukan adalah berkomitmen. Sepertinya latihan IELTS ini sangatlah berbeda dengan persiapan tes Bahasa Inggris lainnya. Menurut saya setiap hari kita harus melatih semua bagian yang diujikan, yaitu Listening, Reading, Writing dan Speaking secara bergiliran. Karena Speaking adalah bagian yang termudah bagi saya, maka saya tidak perlu terlalu fokus pada bagian ini agar lebih bisa memprioritaskan ketiga bagian yang lain. Pada umunya Writing merupakan bagian yang paling sulit dan memerlukan latihan yang lebih serius dan intens. Alangkah lebih baiknya jika kita mempunyai teman yang bisa memberikan feedback atau masukan untuk hasil tulisan kita. Kita bisa juga mengambil tes simulasi di sebuah lembaga yang berpengalaman untuk mengetahui sejauh mana kemampuan menulis kita serta mendapatkan feedback darinya. Waktu itu saya mengambil program simulasi IELTS selama tiga kali di sebuah lembaga profesioal di Semarang dengan harga yang sangat murah, yaitu 100 ribu rupiah per simulasi. Alhamdulillah, saya juga mendapatkan masukan yang sangat membantu setelah hasilnya keluar. 

  1. Download semua materi yang reliable dan belajar materi dari website yang terpercaya
Kemudahan akses internet membuat kita dapat memperoleh materi lebih praktis dan efisien. Kita tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk membeli buku dan DVD latihan yang mahal. Berbagai macam buku dan audio tersedia secara gratis di internet yang dengan mudah kita dapatkan. Ada beberapa orang yang sengaja membagi buku-buku dan files tersebut secara gratis dan Cuma-cuma di internet sehingga aktivitas ini saya kira tidaklah melanggar hukum. Selain itu kita juga bisa membaca tips, materi dan pengalaman orang lain melalui blog dan website pribadi mereka atau memanfaatkan video-video pengajaran IELTS di YouTube. Berbagai macam video pengajaran di YouTube sangat bermanfaat sekali sebagai pengganti kursus persiapan yang mahal. Beberapa  video IELTS di YouTube bagi pembelajar pemula seperti Learn English with Emma, IELTS Academic, IELTS Advantage, dan beberapa video tips IELTS dari British Council sangat bagus dan recommended untuk dicoba. Mengenai website, saya sarankan untuk sesekali mengunjungi http://ielts-simon.com dan http://ieltsbuddy.com sebagai dua contoh referensi atau sumber belajar yang reliable. Di websites ini kita akan memperoleh banyak sekali contoh essay dan tutorial menulis essay yang sangat bermanfaat secara langsung dari pengajarnya di kota Manchester, UK. 

  1. Latihan dan Try Out/ Simulasi secara mandiri
Belajar IELTS tidak akan efektif tanpa adanya latihan dan simulasi. Kita juga harus mengukur seberapa jauh kemampuan kita mengerjakan IELTS yang sebenarnya dengan simulasi itu. Yang saya lakukan dulu adalah setiap kali belajar IELTS, haruslah diakhiri dengan simulasi. Kemudian setelah mengetahui hasilnya, pasti kita akan menemukan kesalahan. Setiap kesalahan yang kita buat harus dijadikan sebuah pelajaran dan evaluasi untuk tidak melakukannya lagi ketika mengambil simulasi. Agar tidak melakukan kesalahan yang sama, kita harus fokus mempelajari materi pada soal yang jawaban kita salah tadi. Komitmen untuk tidak melakukan kesalahan yang sama sangatlah penting dalam mempersiapkan IELTS agar kita tidak selalu mendapatkan skor yang sama atau bahkan lebih rendah dari yang sebelumnya. Karena simulasi ini harus dilakukan secara rutin, maka kita membutuhkan banyak contoh soal yang sesuai dengan aslinya. Kita tidak perlu mencari soal sendiri dengan pergi ke toko buku atau browsing terlalu lama di internet. Berikut adalah link 9 buku latihan dari Cambridge University Press yang berisi kumpulan contoh soal IELTS dilengkapi dengan audio files untuk Listening 9 IELTS Simulation Books. Semua soal yang ada di buku ini sudah pernah diujikan sebelumnya sehingga ukuran kesulitannya sama persis dengan tes yang sebenarnya. Setiap buku terdiri dari 4 simulasi yang mencakup 4 bagian (Listening, Reading, Writing, dan Speaking) sehingga terdapat 32 simulasi yang bisa kita coba. Wow….sudah banyak sekali bukan? Bagi pembelajar pemula, alangkah lebih baiknya menggunakan buku ini untuk simulasi mandiri secara berkala, terutama pada bagian Listening

Listening

Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan orang Indonesia lebih enjoy mendengarkan percakapan dengan aksen American English serta berusaha meniru gaya berbicara orang Amerika pada umumnya daripada aksen yang lain karena kebiasaan kita yang suka menonton film-film dari Amerika serta pengaruhnya secara global. Jika kita ingin melanjutkan kuliah di Amerika, mungkin kita akan lebih bisa menyesuaikan diri dengan TOEFL. Tapi jika kita sudah memutuskan untuk mengambil IELTS, maka kita harus segera mebiasakan diri dengan aksen British English yang sangatlah berbeda. Menonton berbagai macam British films dan videos sangatlah membantu untuk permulaan. Namun apabila fokus kita adalah IELTS, maka jenis percakapan yang kita pelajari juga harus sesuai dengan yang diujikan. Oleh karena itu kita perlu berlatih secara langsung dengan mengerjakan soal-soal Listening IELTS.

Ketika kita berlatih Listening dengan menggunakan soal di buku Cambridge IELTS, kita akan tahu dimana letak kesalahan kita dan kemudian fokus mempelajari kesalahan itu. Dengan mempelajari kesalahan yang kita buat, kita akan mendapatkan wawasan baru tentang format dan jenis soal Listening IELTS. Pada akhirnya kita juga akan semakin terbiasa dengan soal itu dan tidak akan mendapatkan masalah lagi ketika mengerjakannya. Hal lain yang perlu diperhatikan saat mengerjakan Listening IELTS adalah waktu. Ada sedikit strategi penting dalam mengelola waktu ketika mengerjakan Listening. Pertama, pada saat instruksi dibacakan, kita tidak perlu memperhatikan apa yang sedang disampaikan karena kita pasti sudah tahu isinya pada saat latihan. Tapi langsung saja pikiran kita tertuju pada soal yang ada di depan kita dan kemudian menebak konteks atau topik yang kira-kira akan dibicarakan. Selanjutnya, setelah beberapa soal kita kerjakan, maka akan ada jeda yang diberikan kepada kita untuk mengecek ulang jawaban. Kita tidak perlu melakukannya karena pada waktu yang sama kita juga diperbolehkan untuk bisa langsung melihat soal selanjutnya. Langsung saja fokus pada soal berikutnya dan menebak topik serta jawabannya. Last but not least, saat mendengarkan dan mengerjakan soal, kita tidak perlu mengisi lembar jawaban yang tersedia karena kita akan diberikan waktu 10 menit untuk mengisinya di akhir tes. Jadi untuk sementara kita coret-coret saja lembar soalnya agar kita bisa lebih fokus.

Reading

Untuk bagian Reading, yang paling diperlukan adalah strategi yang tepat sesuai denga kemampuan membaca kita karena kita hanya diberikan waktu 60 menit saja untuk mengerjakan 60 soal. Belum lagi tantangan membaca teks panjang dengan kosa kata baru yang memerlukan konsentrasi penuh. Strategi umum untuk Reading adalah membaca soal dan mencari jawabannya di teks (Scanning). Kita tidak perlu membaca teks yang panjang itu satu persatu (Skimming) karena akan menghabiskan waktu. Biasanya jawaban itu lebih mudah ditemukan dengan melihat kata kunci dan sinonimnya pada soal. Terkadang jawaban itu juga berupa paraphrase atau makna lain dari kalimat tertentu di soal. Oleh karena itu kita harus jeli dan terbiasa dengan sinonim kata dan paraphrase kalimat atau paragraf. Tapi kita tidak perlu khawatir dengan tingkat kesulitan bacaan karena topiknya biasanya adalah General interest atau topic umum yang sering dibicarakan orang. 

Writing

Seperti yang saya sampaikan di awal, bagian yang paling sulit dan kompleks adalah Writing. Kita memang harus memberikan perhatian khusus di bagian ini saat belajar dan latihan. Writing dalam tes IELTS dibagi menjadi dua tugas, yaitu Writing Task 1 dan Task 2. Di dalam Writing Task 1, tugas kita adalah menuliskan deskripsi singkat tentang grafik, diagram atau chart kedalam sebuah essay singkat yang terdiri dari at least 150 kata. Sedangkan untuk Writing Task 2, kita diminta menuliskan sebuah essay lebih panjang (sekitar 250 kata) mengenai topik tertentu pada sebuah pertanyaan. Namun, bobot nilai yang terbesar sebenarnya ada pada Task 2 dengan ukuran sampai dua kali lipat dari Task 1. Oleh karena itu strateginya adalah tetap fokus dan memprioritaskan Task 2 atau kita bisa mengerjakannya lebih dahulu. Dalam kasus saya, sebagus apapun ide, tata bahasa dan kosa kata kita saat menulis essay di Task 2, jika ternyata tulisan tidak menjawab secara fokus dan spesifik tentang apa yang ditanyakan, maka skor kita akan dibawah 6. Sehingga sebelum memulai membuat essay, kita harus memastikan terlebih dahulu topik apa yang dibahas serta informasi  relevan apa yang perlu dimasukkan.

Speaking

Bagi saya, speaking merupakan bagian yang paling menyenangkan karena konsepnya yang lebih sederhana dan dilaksanakan setelah ketiga bagian tes selesai. Waktu tesnya juga disesuaikan dengan jadwal giliran yang sudah ditentukan oleh lembaga penyelenggara. Jika kita mendapatkan giliran tengah atau belakang, maka kita akan mempunyai waktu luang yang lebih banyak untuk mempersiapkannya. Speaking test ini bentuknya adalah wawancara dengan native speaker yang pertanyaannya juga seputar kehidupan sehari-hari. Ketika mengikuti speaking test dulu, pertanyaan awal yang diberikan kepada saya adalah “Have you ever waited for something?” yang kemudian melebar dengan pertanyaan lain yang related. Cukup mudah bukan? 

Bagian Speaking IELTS ini dibagi lagi menjadi 3 tugas, yaitu Speaking 1, 2 dan 3. Diawali dengan soal yang paling sederhana di Speaking 1 sampai terkompleks dan abstrak di Speaking 3. Untuk persiapannya kita hanya perlu sesering mungkin berbicara Bahasa Inggris bersama rekan atau sendiri di depan cermin. Sesekali kita juga perlu merekam suara kita agar kita bisa mengetahui performance kita sendiri saat berbicara dan melakukan evaluasi. 

  1. Mengambil Try Out/ Simulasi dari lembaga
Jika target skor IELTS yang ingin kita capai cukup tinggi, misalnya at least overall 7.0 dengan minimal 6.5 pada tiap bagian, maka menurut saya mengambil tes tanpa simulasi sangatlah beresiko. Mengambil Try Out atau simulasi di lembaga terpercaya sangatlah penting untuk memastikan apakah kita benar-benar sudah siap dengan tes yang sesungguhnya. Karena kita sudah mendaftar dan mengeluarkan uang cukup banyak, menyiapkan tes dengan sungguh-sungguh adalah hal yang mutlak. Bagi saya, IELTS bukanlah tes coba-coba karena selain biayanya yang cukup mahal, mengerjakannyapun juga membutuhkan pemikiran dan jerih payah yang tidak biasa. Oleh karena itu sebelum kita mengambil tes IELTS, lebih baik kita pastikan dulu niat dan alasan kita kenapa harus mengambilnya.

Mengambil simulasi di sebuah lembaga resmi juga memberikan banyak manfaat. Selain biayanya yang tidak mahal, kita juga mendapatkan soal dan suasana layaknya tes yang sesungguhnya. Pastinya kita juga bisa memperoleh feedback atau masukan setelah hasil tes kita keluar untuk evaluasi dan memperbaiki cara belajar. Dibandingkan dengan simulasi mandiri, mengambil simulasi di lembaga bisa membuat kita menjadi lebih disiplin dan berkomitmen karena selama mengerjakan soal pastinya kita juga diawasi seperti halnya tes yang sebenarnya. Karena program simulasi di lembaga ini dihususkan untuk persiapan IELTS, maka soal yang diberikan pun biasanya dibuat jauh lebih susah dari yang aslinya. Tujuan pastinya adalah agar kita menjadi terbiasa dengan soal-soal yang sulit agar bisa lancar mengerjakan yang asli.

Dalam waktu dua bulan persiapan, saya harus mengalokasikan waktu untuk mengambil simulasi ini paling tidak 3 kali. Yang pertama, saya ingin mengetahui sejauh mana pencapaian belajar saya. Pada simulasi yang kedua, tentunya saya ingin tahu apakah saya bisa mendapatkan skor yang lebih baik dari hasil sebelumnya. Dan simulasi yang terakhir merupakan tolak ukur keberhasilan saya saat mengambil tes yang sebenarnya. 

Alhamdulillah, dengan cara yang saya tulis ini, saya mendapatkan skor IELTS yang bisa saya gunakan untuk diterima pada program Master di hampir semua universitas terbaik di negara berbahasa Inggris. Tapi yang terpenting dari itu semua adalah saya bisa mendapatkan Unconditional Offer atau tawaran studi tak bersyarat di universitas impian saya. Hanya tulisan singkat ini yang bisa saya bagikan karena pastinya masih banyak sekali tips dan strategi lain yang bisa ditemukan di berbagai sumber sebagai perbandingan. Semoga tulisan ini bisa memberi manfaat walaupun setiap orang pasti juga memiliki cara belajar dan latihan yang berbeda dalam mempersiapkan IELTS.

Ngawi, 17 Agustus 2016

Selasa, 02 Agustus 2016

Cambridge Practice Tests (Book 1 - 9)

Uploaded and Shared by Aziza Restu Febrianto
 
Each book contains 4 simulation tests supported by audio for the Listening sections

englishstudyshare.wordpress.com

Click this link https://www.4shared.com/zip/lb2pWdNsce/Cambridge_IELTS.html  to download the all books and audio files (MPEG Audio Stream).


Sabtu, 19 Desember 2015

Are You Listening Effectively?


Are You Listening Effectively?


*By Aziza Restu Febrianto


When you hear a particular sound or talk, it does not mean you are listening. Allowing words to pour into your ears is not listening. Listening is a kind of skills that most people likely neglect. And listening is one of the most important methods used in learning.

Listening is not just absorbing sound. To be a good listener, we have to be active. As we place ourselves close to the speaker or instructor, we would possibly be able to see and hear the information easily. The further away we are from him or her, the greater the chance of sound being distorted or interfered by normal room noises such as overhead projector, fans, heating blowers, or probably noises from outside the room.

We should also use thought speed. Our mind works many times faster than the speaker can talk. Some research studies shows findings that the rate of the brain is almost four times that of normal speech. It explains why daydreaming occurs very frequently during a lecture in class. Anticipate and focus on where the speaker is going with the lecture.

Another thing to do is looking for the important ideas. Most speakers introduce a few new ideas and provide explanations, examples or other support for them. Our job is to identify the main ideas. He or she may return to the same few ideas again and again. So, be alert to them.

Next, listen for the signals. Good speakers use signals to point out particular information they are going to say. Common used signals are:

  • When mentioning an example: ‘for example’ ‘There are three reasons why …’
  • To signal support material: ‘For instance’ ‘Similarly’ ‘in contrast’ ‘On the other hand’
  • As they signal a conclusion or summary: ‘In conclusion….,’ ‘Finally…,’ ‘As a result….’
  •  To signal importance: ‘Now this is very important…’ ‘Remember that…’

Lead rather than follow. Leading involves two steps:

  • Read assignments given before we come to the meeting. If we read before we hear the lecture or speech, we will so much be more alert to main and important ideas.
  • Set up questions to keep ourselves in the lead. But these are not questions we use to ask the speaker. The all questions are basically used as our plans for listening.

Take notes. In usual conversations, we tend to interpret, classify and summarize what is said. In classroom learning, we do this very effectively by keeping written notes. Note taking helps us listen by providing a sequence organization to what we hear. It is very difficult to listen to a lot of disorganized and unrelated bits of information altogether. Organization is the key for effective listening and remembering. 

Jumat, 03 Juli 2015

Workshop and Expo on Education

Making Writing Engaging and Accessible to Students

(Elementary to Advanced Levels)

with ELF Erica Balazs and ELF Fabio Coelho 
from Regional English Language Office (RELO)
Embassy of the United States Jakarta
in collaboration with Universitas Negeri Semarang (UNNES)


Session 1

Writing Interesting Long Sentences

(Simple Sentence – Compound Sentences – Complex Sentences)

It seems that students are unable to write long, informative and interesting sentences properly. This is a very quick introduction to some techniques to show students how to use various types of words to improve their sentences. Here we are introducing only adjectives, prepositions showing location, and conjunctions to form compound sentences (formed from 2 independent clauses), but there is much more you can introduce adverbs, prepositions that show time, conjunctions to form complex sentences (formed from 1 independent clause and 1 or more dependent clauses), verb tenses to describe time, and ..

These activities are best done in small groups, with students doing individual work when writing, but working in groups from brainstorming, and perhaps, peer review.

1. Complete the sentences from the words below.
                                                                                                  Blouse
                                                                Sleeping
                                          Hit
                                                                                                                                         Ice cream
                London

The cat is _________________.
The man loves to eat _____________________.
She didn’t buy the ______________________.
________________ is a city.
The girl ____________________ three home runs.

2. Brainstorm some adjectives.
Black                  ______________           _______________        _____________
Dirty                   ______________           _______________        _____________
Big                      ______________           _______________        _____________
_______             ______________           _______________        _____________
_______             ______________           _______________        _____________
_______             ______________           _______________        _____________

3. Now, use the adjectives to make longer sentences.
The cat is sleeping

The dirty, big, black cat is sleeping.

4.   Brainstorm some prepositions.
On                      ______________           _______________        _____________
Near                   ______________           _______________        _____________
After                   ______________           _______________        _____________
_______             ______________           _______________        _____________
_______             ______________           _______________        _____________

5.   Now, use the prepositions to make longer, more interesting sentences.
The dirty, big, black cat is sleeping.

The dirty, big, black cat is sleeping on the expensive, white leather sofa.

6.   Brainstorm some conjunctions.
So                      ______________           _______________        _____________
Until                    ______________           _______________        _____________
And                    ______________           _______________        _____________
_______             ______________           _______________        _____________
_______             ______________           _______________        _____________

7.     Use the conjunctions to make even longer sentences.
The dirty, big, black cat is sleeping on the expensive, white leather sofa.

The dirty, big, black cat is sleeping on the expensive, white leather sofa, and the rich, old woman is crying.

8.    Now, write your own 20 word sentences.
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________





Rabu, 06 Mei 2015

Writing Practice 1


Reading as part of writing

One of the techniques of writing successfully in academic environment is to be able to integrate the important points of what you have read into your own writing. To do this, you must have a clear picture of what you have read, and this in itself entails active and focused reading. With academic reading, it is necessary to maintain a constant grip on what the author is saying. Yet many academic texts are densely written in unfamiliar ways, which make them much more difficult to manage than, for example a novel or a magazine article.

Although sometimes there may be reasons why you need to skim-read an article or book, this is likely to be only to get the gist of what is being said, as a way of deciding whether it is appropriate reading material or not. In general, skim-reading is not a particularly useful strategy for a student, but you may well be used to doing this in other contexts, for example, skimming through a newspaper article or surfing the web. Instead of skim-reading, you will be developing ways of concentrating on large chunks of quite dense text and making sense of them.

Even though you may only be reading for short burst of time, it is likely that you will have to concentrate far more intensely on academic reading material than, for example, when reading for pleasure. You don’t necessarily have to work in the library, but you will need to decide what type of location and atmosphere suits you best, and establish conditions that are conducive to effective study.


The initial stumbling block that most students face is choosing their reading. The first thing to do is to consult the reading list you have been given for books and articles that seem relevant to your particular assignment. Doing a library search, by keywords or subjects, is also useful if the references on your reading list are already on loan from the library. Your tutor should also be able to advise you as to which are the most relevant publications or websites.