Tampilkan postingan dengan label Road to LPDP. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Road to LPDP. Tampilkan semua postingan

Senin, 27 Juni 2016

Path to Final Decision






Path to Final Decision

Aziza Restu Febrianto


Setelah secara resmi ditetapkan sebagai pemeroleh beasiswa/ Awardee LPDP pada tanggal 10 Desember 2015, tugasku selanjutnya adalah mencari Letter of Offer/ Acceptance (LoA) Unconditional dari Universitas di luar negeri. Kali ini aku harus mendapatkan LoA itu dari universitas di Negara berbahasa Inggris/ English speaking countries yang masuk dalam daftar LPDP karena aku berjanji kepada tim seleksi wawancara akan melanjutkan kuliah di Negara itu. Tantangan yang cukup berat bagiku karena untuk dapat diterima di salah satu universitas, aku harus mendapatkan skor rata-rata IELTS 6.5 – 7 dan masing-masing bagian tidak boleh dibawah 6. Selain itu biaya IELTS juga cukup mahal bagiku. Secara aku harus keluar uang hampir 3 juta hanya untuk mengambil tes. 

Saat mendaftar LPDP, aku sudah memegang LoA Conditional dari 2 universitas di Australia, yaitu Monash University dan University of Wollongong (UoW). Setelah berfikir dan merenung panjang, akhirnya aku memilih University of Wollongong sebagai tujuan kuliahku. Setelah dinyatakan lulus seleksi, aku tercatat sebagai Awardee dengan UoW Australia sebagai universitas tujuan. Namun yang aku heran adalah saat seleksi wawancara dulu tim penyeleksi justru memberikan saran kepadaku untuk kuliah di kampus yang lebih besar dan tinggi peringkatnya. Mempertimbangkan perkataan penyeleksi, aku mulai berfikir bahwa sebenarnya ada peluang untuk bisa pindah universitas seandainya aku lulus nanti. Walaupun aku juga sadar diri karena belum bisa memenuhi syarat IELTS, sebenarnya ada juga sih keinginan untuk pindah kampus tujuan jika seandainya aku lulus. Jadi kuncinya adalah hanya dengan modal sertifikat IELTS yang memenuhi standard, aku bisa memilih universitas manapun yang aku suka. Istilahnya IELTS ini adalah SIM yang wajib diambil untuk bisa kuliah di Negara berbahasa Inggris.

Selesai kegiatan Persiapan Keberangkatan (PK) selama 6 hari di Depok (18-23 Januari 2016), aku mulai fokus mempersiapkan IELTS. Aku butuh sekitar 2 bulan untuk persiapan ini, dimulai dari awal Februari hingga akhir Maret agar aku bisa mengambilnya di awal April (2 April 2016). Kisah dan pengalaman mempersiapkan IELTS ini akan aku share di artikel lain di blog ini.  Sambil mempersiapkan IELTS, aku mencari universitas yang cocok mulai dari Browsing informasi di portal website hingga mendatangi agennya. Proses pencarian ini membuatku melirik beberapa universitas di Inggris/ United Kingdom. Yang membuatku tertarik untuk kuliah di Inggris adalah reputasi system pendidikan yang sangat tinggi dan lingkungan belajar yang bagus. Selain itu UK juga dekat dengan Negara-negara lain di Eropa sehingga aku bisa sekaligus belajar budaya dari Negara yang berbeda. Nah, waktu itu aku menjatuhkan pilihanku pada University of Nottingham dan mendapatkan LoA Conditional darinya pada tanggal 16 Maret 2016. Selain cukup terkenal, kampus ini juga tidak mensyaratkan skor IELTS yang tinggi-tinggi amat…hehehe. Yang jelas aku juga harus mencari alternative kampus bagus jika skor IELTS ku masih kurang.

Singkat cerita, akhirnya aku bisa memperoleh skor IELTS standard yang bisa aku gunakan untuk mendaftar universitas sesuai keinginanku. Setelah mendapat sertifikat IELTS, akupun langsung berfikir kenapa aku tidak mengambil kesempatan untuk kuliah di universitas terbaik dunia. Saatnya surfing mencari informasi kampus di UK seperti Cambridge dan Oxford. Sayang sekali waktu mengunjungi website resmi mereka, jurusan yang sesuai tidak aku temukan di Cambridge. Meskipun bidangku masih ada kaitannya dengan Linguistik yang available di Cambridge, aku lebih tertarik untuk mendalami bidang pendidikan. Pilihan kedua adalah Oxford University. Tapi kesal juga karena periode pendaftarannya sudah tutup di bulan Maret. Well, ya sudahlah… Udah nasib untuk tidak bisa kuliah di dua kampus top ini. By the way, walaupun masih ada kemungkinan untuk mendaftar kampus di Amerika alias USA yang rata-rata bereputasi tinggi itu, tidak tahu kenapa aku susah sekali tertarik. Jujur, keinginan pertamaku sebenarnya adalah ingin mengetahui kehidupan Eropa yang kata orang sangat civilized sekali. Sehingga aku belum jatuh cinta pada USA meskipun aku sangat suka dengan gaya mereka dalam berbahasa inggris......haha.

The hunting action continued dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang jurusan pendidikan terbaik di dunia. Portal www.topuniversities.com/university-rankings dan https://www.timeshighereducation.com  ini yang menjadi sumber utama pencarianku. Selain itu aku juga bertanya pada agen-agen mereka seperti Sun Education cabang Semarang dan IDP pusat Jakarta . Proses pencarianpun berakhir dan aku bisa mendapat kesimpulan 3 universitas terbaik di UK di bidang pendidikan, yaitu:

  •        University College London (UCL)
  •              University of Edinburgh (UoE)
  •           University of Manchester (UoM)

      Untuk bisa diterima dan kuliah di salah satu universitas top itu, aku harus mengambil langkah strategis…hehe. Pada intinya aku harus mengambil posisi aman yaitu dengan mendaftar universitas yang aku memiliki kemungkinan diterimanya. Pertama, aku putuskan untuk mendaftar University of Manchester dengan jurusan MA TESOL melalui agen Sun Education di Semarang. Sambil menunggu aku juga mendaftar University of Edinburgh pada tanggal 30 April 2016 dengan jurusan yang sama secara mandiri. Karena ingin mendapatkan kepastian LoA dari kampus yang lebih baik, akhirnya aku memutuskan untuk mengirim surat ke pihak admission University of Edinburgh yang menyatakan bahwa untuk keperluan beasiswa saya sangat membutuhkan LoA Unconditional segera. Alhamdulillah….SubhanallAh…. Dalam waktu 2 hari, suratku mendapatkan balasan yang positif. Tepat pada tangga 3 Mei 2016 secara resmi aku mendapatkan LoA unconditional. 

Bahagia sekali rasanya karena hanya dalam waktu yang singkat aku bisa mendapatkan respon positif dari kampus yang top di dunia.  Namun, 2 hari kemudian perasaan galau menghantuiku karena aku mendapatkan pesan dari Sun Education melalui What’s Up berisi ucapan selamat telah mendapat LoA Unconditional dari University of Manchester. Di satu sisi, aku sangat bersyukur bisa diterima di dua universitas top ini. Tapi disi lain aku harus memilih salah satu. Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya aku putuskan untuk mengambil Edinburgh dan membatalkan kuliah di Manchester. Sumpah….gak enak banget rasanya udah ngrepotin Sun Education untuk proses aplikasi ke Manchester yang akhirnya aku Cancel. Karena rasa gak enak ini, aku konsultasi dulu ke pihak Sun Education tentang rencanaku ini. Mereka menyarankanku untuk membuat surat pernyataan Cancel beserta semua alasan-alasan yang bisa diterima. So, aku buat deh surat itu dengan perasaan berat hati. Gilaa… PHP banget aku ya. Tapi keputusan ini insyaAllah demi amanah beasiswa dan masa depan yang lebih baik tentunya.

Well….mendapatkan LoA Unconditional dari University of Edinburgh bukan berarti aku langsung puas begitu saja. Aku masih dihantui rasa penasaran yang tinggi untuk melirik University College London (UCL) dimana reputasi dan rankingnya sangat bagus. Banyak sekali para Awardee LPDP yang mendaftar di kampus ini. Setelah membaca semua referensi tentang kampus, tidak salah bahwa UCL menempati Ranking 7 di dunia untuk tahun 2016/2017. Yang membuatku takjub adalah peringkat jurusan Education yang menempati posisi pertama di dunia menurut QS World Ranking.  Walaupun ingin sekali mendaftar di UCL, masih ada keraguan dalam diri apakah aku bisa diterima dan menjalani kuliah di kampus itu ya. Akupun sempat bertanya-tanya ke rekan atau kenalan yang sudah kuliah disitu serta salah satu agen UCL di Jakarta. Sempat kaget karena katanya program MA TESOL sudah ditutup pendaftarannya. Akupun sempat urung mendaftar setelah mengetahui kabar ini. Kabar tidak baik ini sempat membuatku putus asa, tapi berbekal keyakinan aku mencoba mencoba mencari informasi lebih lanjut di website resminya dan menemukan bahwa pendaftaran masih dibuka hingga 29 Juli…. Sebel juga telah dibohongi. Pelajarannya, jika ingin mendaftar kuliah dan mantab dengan pilihan kita, mending kita coba saja cari informasinya sendiri. Tidak semua agen pendidikan itu baik hati memberikan informasi sesuai keinginan kita. Terkadang karena promosi, banyak diantaranya menawarkan universitas lain yang belum tentu sesuai dengan kita. 

Setelah mendapatkan informasi tentang prosedur pendaftaran dan rekomendasi dari 2 orang dosen, akhirnya ini nih my final decision!

10 Mei : Applying for MA TESOL Program di UCL and sending a letter to the department (Gourlay Lesley)
11 Mei: First refence submitted
12 Mei: Second reference submitted
17 Mei: Response from Andrea Revesz
18 Mei: LoA Unconditional was issued


Alhamdulillahirabbil'alamin......
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan.....
Sujud syukur......
SubhanAllah....... 


Unconditional LoA from The University of Manchester



Unconditional LoA from The University of Edinburgh



Unconditional LoA from University College London/ UCL Institute of Education

Jumat, 17 Juni 2016

Pre-Departure Event




Pre-Departure Event

UCL Institute of Education


By Alumi Embassador and Student representative
At DoubleTree by Hilton Jakarta – Diponegoro, Jl. Pegangsaan Timur No. 17, Cikini – Menteng, Jakarta Pusat, 10310, Indonesia


Aziza Restu Febrianto


Pada hari Sabtu, 11 Juni 2016 aku menghadiri sebuah acara Pre-Departure Event oleh perwakilan Institute of Education (IOE) University College London (UCL) di Hotel Double Tree Hilton di Jl. Pegangsaan Timur No. 17, Cikini – Menteng, Jakarta Pusat. Dalam acara ini aku bersyukur bisa bertemu dengan beberapa teman awardee LPDP lainnya yang akan kuliah di fakultas yang sama pada 26 September 2016 nanti. Selanjutnya ada 3 orang pemateri yang hadir pada event ini. Salah satunya adalah mba Sri Saraswati yang merupakan lulusan dari IOE dengan spesialisasi Education Management sekitar tahun 2001 yang lalu. Di awal presentasi, datanglah mba Ince Dian Apriliyani Azir yang kebetulan merupakan mahasiswi  MA TESOL di UCL Institute of Education tahun ini. Saat ini dia sedang mendapatkan kesempatan pulang ke tanah air untuk  melakukan penelitian Thesis selama 11 hari. Dia berinisiatif menyempatkan diri untuk datang membantu kita mempersiapkan keberangkatan ke London nanti…SubhanaAllah. Sebelum event pun mba Ince juga sudah sangat aktif membantu memberikan informasi dan menjawab berbagai macam pertanyaan kita via media sosial seperti Telegram, Line dan facebook. Bahkan untuk datang ke acara ini, dia juga sudah berkomunikasi secara langsung dengan pihak international office, Mr. Danielle Noem.

Event ini diawali dengan cerita sejarah IOE dan UCL oleh mba Sri Saraswati. Beliau tentunya juga berbagi pengalaman sewaktu kuliah di IOE yang dulu belum diakuisisi oleh UCL. Walaupun begitu IOE sudah masuk peringkat terbaik dunia di bidang pendidikan saat itu. Selesai cerita, kemudian dilanjutkan dengan kepengurusan VISA. Beliau selalu menekankan bahwa mengurus VISA ke United Kingdom (UK) sama sekali tidak sulit. Asalkan semua dokumen terpenuhi, maka proses akan lancar. Beliau juga memberikan gambaran bagaimana prosesnya dan apa yang harus dilakukan ketika sudah mendapatkannya. Tentu saja salah satunya adalah akomodasi. Beliau mengingatkan kita bahwa Deadline pemesanan Student Hall di UCL adalah tanggal 30 Juni 2016 sehingga kita harus segera melakukan Booking ASAP karena walaupun sudah memesan, kita juga akan masuk antrian panjang. Sebenarnya tinggal di Student Hall ini hanyalah salah satu pilihan. Kita bisa juga tinggal di Private House yang ada di sekitar kampus. Mbak yang biasa dipanggil Ati ini memberikan saran jika ingin mendapatkan tempat tinggal yang lebih murah, pilihlah Student Hall. Selain itu kita juga akan dapat berinteraksi dan belajar budaya mahasiswa lain dari berbagai Negara yang tinggal disini. Jika kita ingin memilih Private House, pastikan juga lokasinya. Lokasi tempat tinggal yang paling dekat berada di ZONA 1. Sedangkan ZONA 2 dan 3 lokasinya lebih jauh untuk menuju ke kampus. Setelah dokumen dan beberapa perlengkapan keberangkatan kita sudah siap, langkah selanjutnya adalah memikirkan tentang apa yang akan kita lakukan saat pertama kali tiba di kota London.  

Mempersiapkan diri saat tiba di kota London sangtalah crucial khususnya cuaca yang sangat extremely different dengan Indonesia. Tapi beliau bilang, kita tidak usah membawa pakaian hangat yang banyak dari rumah karena itu akan percuma karena kita bisa membelinya saat tiba disana dengan harga yang murah. Lagipula dengan banyaknya barang yang kita bawa, kita akan justru terbebani. Terkait dengan barang bawaan ini, beliau selalu menekankan kepada kita untuk tidak membawa barang yang banyak karena semua itu bisa dibeli di London. 

Berikut adalah list barang yang harus kita bawa saat melakukan perjalanan ke UK dari Mr. Danielle:
1.       Hand Luggage/ tas tangan
-          Valuables (Phone, wallet, iPod, etc)
-          Passport (containing visa if applicable)
-          UCL Unconditional Offer Letter and/ or CAS email
-          Financial evidence atau bukti keuangan dari sponsor
-          Alamat akomodasi di UK
-          Tickets/ online flight booking
-          Sejumlah uang receh dalam Poundsterling (untuk keperluan transportasi, makan, dsb saat pertama kali sampai di London

2.       Hold Luggage/ Koper besar
-          Saat packing, pastikan terdapat label identitas dalam Bahasa Inggris
-          Periksa berat koper kita. Jika beratnya melebihi standard, maka akan ada biaya tambahan. FYI, berat standard koper untuk pesawat Garuda bisa mencapai 40 kg. Sedangkan untuk pesawat lainnya adalah 30 kg.
-          Fotokopi semua dokumen penting seprti VISA, Passport, Foto Passport, dsb.
-          Pakaian – Pastikan pakaian yang kita bawa sesuai dengan kondisi semua cuaca di London. Akan lebih menghemat jika kita membelinya saat kita sampai disana nanti.
-          Barang-barang elektrik termasuk Travel Adaptor dan barang pribadi lainnya.
-          Jangan membawa semua barang yang dimiliki. London memiliki ratusan toko untuk semua itu dengan harga yang terjangkau.

3.       Apa yang tidak usah dibawa?
-          Barang – barang yang bisa dibeli di UK.
-          Buku. Sejumlah buku yang kita bawa justru akan menambah beban koper dan mempersulit kita sendiri. Kita juga tidak perlu mempersiapkan buku – buku bacaan untuk kuliah karena daftar buku/ Reading list akan diberikan saat kita kuliah nanti.
-          Handuk dan tempat tidur. Dengan barang bawaan semacam ini, selain memenuhi koper, anda juga akan mendapatkan kompensasi biaya tambahan secara lokal di UCL.
-          Beberapa benda terlarang. Untuk mengetahui benda-benda yang terlarang untuk dibawa, kita bisa melihatnya di http://www.hmrc.gov.uk/customs
 
Saat tiba di kota London nanti, jika kita ingin mendapatkan transportasi murah menuju kampus dan tempat tinggal kita, beliau menyarankan untuk tidak memakai Taksi karena biayanya sangat mahal. Kita biasa memakai Tube atau bis kecil. Sedangkan selama kita tinggal di London, alangkah lebih baiknya kita juga membiasakan diri untuk memasak. Pengeluaran untuk makan dengan memasak ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan membeli makan diluar. Nah, untuk peralatan dan perkakasnya biasanya disediakan di Student Hall bagi yang tinggal disana. Untuk yang tinggal di Private House, itu tergantung Landlordnya sih. Sedangkan untuk bahan-bahan memasak seperti bumbu, sayur mayur, ikan dan daging bisa didapatkan di China Town. Semua bahan itu sangat terjangkau harganya disana. Selain itu mie instant yang kita jumpai di Indonesia juga akan banyak kita temui disana.

Masih banyak sebenarnya informasi yang diperoleh tentang persiapan studi di London dan UK pada event kali ini. Jika ditulis, bisa menghabiskan banyak halaman….hehe. Kalau ada yang ingin tahu informasi lebih lanjut, tanyakan saja langsung di emailku atau sosmed ku. Dengan senang hati aku akan membalasnya. Thank you.

Pada saat mengetik artikel ini aku sedang mengurus tes kesehatan dan TBC di Rumah Sakit Premierre Jatinegara dan tinggal di sebuah kos sekitar Jl. Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Aku memutuskan tinggal di kos ini karena lokasinya yang cukup dekat dengan kantor LPDP. Besuk aku berencana mengumpulkan kontrak yang diminta LPDP untuk dikirimkan sebelum tanggal 14 Juni 2016. Bismillah… Mudah-mudahan besuk semua urusan diperlancar dan ini akan menjadi momen yang tak terlupa dalam hidupku…Amin.


Jakarta, 13 Juni 2016

Selasa, 03 Mei 2016

Master of TESOL di UK

https://www.meetuniversity.com/blog/top-10-universities-in-uk/

Daftar Universitas di United Kingdom (UK) yang menyediakan jurusan Master TESOL

Oleh Aziza Restu Febrianto


Bagi yang ingin mengambil kuliah pengajaran Bahasa Inggris di UK, berikut adalah 10 besar universitas terbaik yang menyediakan program Master (MA/ MSc) TESOL (Teaching English to Speakers of Other Languages). Diurutkan berdasarkan peringkat terbaik dalam bidang Pendidikan dan Bahasa Inggris tahun 2016/ 2017. Angka dalam bracket/ kurung menunjukkan posisi peringkat dunia. 

Tiap universitas mensyaratkan skor IELTS yang berbeda-beda. Skor rata-rata yang diminta adalah 6.5 (Overall) dengan minimal 6.0 untuk masing-masing bagian. Namun adapula yang meminta 7.0 (Overall) dengan minimal 6.5 tiap bagian. Sedangkan University of Oxford dan Cambridge biasanya meminta skor 7.0 (overall) dan 7.0 (each section).

A.    Berdasarkan QS World University Rankings

  • Subject: Education
http://www.topuniversities.com/university-rankings/university-subject-rankings/2016/education-training#sorting=rank+region=+country=+faculty=+stars=false+search=
  1. University College London (UCL) (1)
  2. University of Cambridge (4)
  3. University of Oxford (5)
  4. The University of Edinburgh (21)
  5. King’s College London (23)
  6. University of Bristol (27)
  7. The University of Nottingham (28)
  8. University of Birmingham (28)
  9. The University of Manchester (43)
  10. University of Leeds (48)
  • Subject: English Language
http://www.topuniversities.com/university-rankings/university-subject-rankings/2016/english-language-literature#sorting=rank+region=+country=+faculty=+stars=false+search=
  1. University of Oxford (1)
  2. University of Cambridge (2)
  3. The University of Edinburgh (12)
  4. University College London (16)
  5. The University of Manchester (25)
  6. University of Glasgow (36)
  7. University of Leeds (36)
  8. Durham University (38)
  9. University of Birmingham (49)

B.    Menurut THE (Times Higher Education)

  • Subject: Arts and Humanities
https://www.timeshighereducation.com/world-university-rankings/2016/subject-ranking/arts-and-humanities-0#!/page/0/length/25/sort_by/rank_label/sort_order/asc/cols/rank_only
  1. University of Oxford (4)
  2. University College London (UCL) (5)
  3. University of Cambridge (6)
  4. King’s College London (15)
  5. The University of Edinburgh (16)
  6. Durham University (28)
  7. University of Warwick (30)
  8. University of Manchester (40)
  9. University of St. Andrews (50)
  10. Birkbeck, University of London (52)
  • Subject: Social Sciences
https://www.timeshighereducation.com/world-university-rankings/2016/subject-ranking/social-sciences-0#!/page/0/length/25/sort_by/rank_label/sort_order/asc/cols/rank_only
  1. University of Oxford (4)
  2. University of Cambridge (11)
  3. London School of Economics and Political Science (12)
  4. University College London (UCL) (16)
  5. King’s College London (20)
  6. University of Edinburgh (30)
  7. University of Manchester (34)
  8. Durham University (36)
  9. University of St. Andrews (46)
  10. University of Warwick (50)
C.      Menurut ARWU

  • Subject: Social Science
http://www.shanghairanking.com/FieldSOC2015.html
  1. London School of Economics and Political Science (12)
  2. University of Oxford (13)
  3. University of Cambridge (18)
  4. University College London (UCL) (40)
  5. University of Warwick (42)
  6. The University of Manchester (50)
  7. London Business School (51)
  8. The University of Edinburgh (76)
  9. University of Essex (76)
  10. Durham University (101)


Semoga bermanfaat dan menjadi pertimbangan untuk memilih jurusan kuliah dan universitas yang sesuai ..:)

Senin, 14 Desember 2015

PK - 53 LPDP 2016 - Ganesha Bianglala



dreamfile.wordpress.com

Finally (Again) Alloh Made My Dream Come True


*Oleh Aziza Restu Febrianto
Setelah sekian lama ingin berkomitmen menulis dalam Bahasa Inggris di blog, akhirnya mulai dari sekarang saya putuskan juga untuk menggunakan Bahasa Indonesia pada beberapa artikel. Tujuannya agar memudahkan semua pengunjung untuk mendapat informasi yang jelas dan praktis. 

Saya menulis artikel ini sebagai wujud syukur saya kepada Alloh, Tuhan yang maha kuasa atas segala nikmat dan anugerah yang telah diberikan kepada saya selama ini. Salah satu anugerah itu adalah diterimanya saya sebagai Awardee/ penerima beasiswa yang terbesar di Indonesia, Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)/ Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) sejak 10 Desember 2015. Tujuan utama saya dalam menulis artikel pendek ini adalah untuk memotivasi para pembaca terutama para generasi muda sebagai Agent of Change untuk terus berjuang meraih semua impiannya. Dan tentunya saya berharap mimpi itu tidak hanya mimpi untuk kepentingan pribadi, akan tetapi juga mimpi untuk kemajuan dan masa depan bangsa. Karena di tangan para pemuda akan selalu ada perubahan. Orang tua memiliki pengalaman, sedangkan orang muda memiliki inovasi. 

Sebelum saya berbagi pengalaman, saya juga ingin berterimakasih kepada pihak – pihak yang selama ini mendukung, memotivasi dan mendoakan saya. Sehingga saya bisa banyak belajar menimba ilmu dan berkembang seperti sekarang.  

  1. Bapak (Machfudin) dan Ibuk (Badrijah) yang merupakan guru pertama saya 
  2.  Kakak (Najib Dwi SHN dan Efri Khoirul Anam) dan adik (Emir Riza Husseini)
  3. Para sahabat di SDN Banyubiru 2 (Darsono, Warsidi, Totok, dan Agus Sumarno) yang selalu menjadi teman belajar bersama.
  4.  Sahabat di SMPN 1 Widodaren (Andi Budhianto) yang membantu saya untuk selalu meraih peringkat 3 di kelas.
  5. Teman – teman organisasi PMR di SMAN 1 Ngawi
  6. Teman – teman organisasi Takmir Masjid Al-hikmah SMAN 1 Ngawi
  7. Teman sekaligus sahabat mengaji waktu kuliah di UNNES (Pak Atang, Pak Bambang, Luqman Hakim, Mustolikh, Muhammad Faiz, (Alm). Rizky Rochmandany, Miftahurrohman, Tri Hartanto, dan Rio Noviansyah)
  8. Rohis Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris UNNES (OBSESI)
  9. Rohis Fakultas Bahasa dan Seni UNNES (Lingua Base)
  10. Unit Kegiatan Kerohanian Islam (UKKI) UNNES
  11. BEM Fakultas Bahasa dan Seni UNNES
  12. BEM KM UNNES
  13.  English Debate Society (EDS) UNNES
  14. Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) DIKTI
  15. Laskar Cinta FBS
  16. FLP Cabang Semarang
  17. Asosiasi Nasyid Nusantara (ANN) Jateng
  18.  Lingua Nada Nasyid
  19. Suara Pujangga Nasyid
  20. Forum Indonesia Muda (FIM) Angkatan 7 dan pembina (Ayah Elmir dan Bunda Tatty)
  21. Forum Indonesia Muda (FIM) OYE Regional Semarang
  22. Komunitas Rumah Belajar Inspirasi (RUBI) Sahabat Tenggang Semarang
  23. SMP Alam Arridho Semarang
  24. Primagama Cabang Salatiga
  25. Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris IKIP PGRI Madiun yang sempat menerima saya untuk mengajar sementara
  26. Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM3T) DIKTI
  27. Para guru di SMP Katolik Sinar Pelita Mukusaki, Kabupaten Ende, NTT
  28. Keluarga di desa Watubara dan kota Ende, NTT
  29. Pendidikan Profesi Guru (PPG) UNNES
  30. Permata Bangsa International School Semarang
  31. Teman – teman IELTS Short Class di Semarang
  32. SMA Nasional Karangturi Semarang
  33. Akademi Pelayaran dan Niaga Indonesia (AKPELNI) Semarang
  34. LBPP LIA Candi Semarang
  35.  Teman dan sahabat diskusi di Semarang (Karzuni, Bondan, dan Luqman Hakim)
  36. Mantan Dekan FBS UNNES (Prof. Dr. Rustono) yang telah banyak memberikan inspirasi
  37. Mantan Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris (Dr. Issy Yuliasri) yang banyak membimbing saya selama 6 tahun di pendidikan S1 dan PPG
  38.  Ibu Intan Permata Hapsari, M.Pd yang telah membimbing saya saat PPL S1 dan PPG
  39. Dosen pembimbing utama skripsi (Bapak Widhianto, M.Pd) yang sedang mengambil program Doktor di UOW Australia
  40. Pembina RUBI Sahabat Tenggang Semarang (Bapak Sudiasto) yang sekarang menjabat sebagai Bapak RT di Dusun Tenggang, Desa Karangrejo, Kec. Gayamsari, Semarang
  41. Program Pelatihan Pelajar Indonesia di Amerika (IIEF Aminef) yang membuat saya belajar dari kegagalan
  42. Program Pertukaran Pemuda Indonesia – China (ICYE) yang membuat saya belajar dari kegagalan
  43. Beasiswa New Zealand Asian Scholarship (NZ-AS) yang membuat saya belajar dari kegagalan
  44. Beasiswa Fulbright Aminef yang membuat saya belajar dari kegagalan
Ada beberapa teman saya yang menanyakan tips dan cara agar bisa lulus LPDP kepada saya. Padahal mereka bisa mencarinya sendiri di Google. Namun, sebenarnya jika kita cermati, ketika kita menuliskan kata kunci LPDP di mesin pencari Google, akan muncul banyak sekali blog dan website yang memberikan tips dan strategi dari berbagai macam sumber. Terlalu banyak tips terkadang justru malah  membuat kita bingung. Padahal yang paling penting adalah actions. Nah, untuk lebih jelas dan praktis, semua tips yang ada saya simpulkan menjadi 6 komponen saja: 
  1. Syarat dan dokumen dasar di portal LPDP yang harus dipenuhi (Ikuti saja semua aturan mainnya) 
  2. Kepemimpinan dan keterlibatan dalam lingkungan/ komuninatas
  3. Kepercayaan diri, kedewasaan dalam mengelola emosi, dan kemampuan beradaptasi
  4.  Potensi dan minat mencapai karir ke depan, termasuk potensi untuk maju
  5. Idealisme dan nasionalisme
  6.  Pengetahuan tentang bidang studi dan keunggulan dari minat/ bidang studi/ tujuan universitas/ Kesiapan  untuk lanjut studi (Kalau bisa sudah mendapat LoA Unconditional dari Universitas tujuan)
Sebelum mendaftar beasiswa LPDP, pastikan teman – teman bisa memenuhi 6 komponen penilaian diatas. InshaAlloh, semuanya akan lancar. Amin. And finally, “Tips without actions are nothing!”


Semoga bermanfaat