Senin, 27 Juni 2016

Path to Final Decision






Path to Final Decision

Aziza Restu Febrianto


Setelah secara resmi ditetapkan sebagai pemeroleh beasiswa/ Awardee LPDP pada tanggal 10 Desember 2015, tugasku selanjutnya adalah mencari Letter of Offer/ Acceptance (LoA) Unconditional dari Universitas di luar negeri. Kali ini aku harus mendapatkan LoA itu dari universitas di Negara berbahasa Inggris/ English speaking countries yang masuk dalam daftar LPDP karena aku berjanji kepada tim seleksi wawancara akan melanjutkan kuliah di Negara itu. Tantangan yang cukup berat bagiku karena untuk dapat diterima di salah satu universitas, aku harus mendapatkan skor rata-rata IELTS 6.5 – 7 dan masing-masing bagian tidak boleh dibawah 6. Selain itu biaya IELTS juga cukup mahal bagiku. Secara aku harus keluar uang hampir 3 juta hanya untuk mengambil tes. 

Saat mendaftar LPDP, aku sudah memegang LoA Conditional dari 2 universitas di Australia, yaitu Monash University dan University of Wollongong (UoW). Setelah berfikir dan merenung panjang, akhirnya aku memilih University of Wollongong sebagai tujuan kuliahku. Setelah dinyatakan lulus seleksi, aku tercatat sebagai Awardee dengan UoW Australia sebagai universitas tujuan. Namun yang aku heran adalah saat seleksi wawancara dulu tim penyeleksi justru memberikan saran kepadaku untuk kuliah di kampus yang lebih besar dan tinggi peringkatnya. Mempertimbangkan perkataan penyeleksi, aku mulai berfikir bahwa sebenarnya ada peluang untuk bisa pindah universitas seandainya aku lulus nanti. Walaupun aku juga sadar diri karena belum bisa memenuhi syarat IELTS, sebenarnya ada juga sih keinginan untuk pindah kampus tujuan jika seandainya aku lulus. Jadi kuncinya adalah hanya dengan modal sertifikat IELTS yang memenuhi standard, aku bisa memilih universitas manapun yang aku suka. Istilahnya IELTS ini adalah SIM yang wajib diambil untuk bisa kuliah di Negara berbahasa Inggris.

Selesai kegiatan Persiapan Keberangkatan (PK) selama 6 hari di Depok (18-23 Januari 2016), aku mulai fokus mempersiapkan IELTS. Aku butuh sekitar 2 bulan untuk persiapan ini, dimulai dari awal Februari hingga akhir Maret agar aku bisa mengambilnya di awal April (2 April 2016). Kisah dan pengalaman mempersiapkan IELTS ini akan aku share di artikel lain di blog ini.  Sambil mempersiapkan IELTS, aku mencari universitas yang cocok mulai dari Browsing informasi di portal website hingga mendatangi agennya. Proses pencarian ini membuatku melirik beberapa universitas di Inggris/ United Kingdom. Yang membuatku tertarik untuk kuliah di Inggris adalah reputasi system pendidikan yang sangat tinggi dan lingkungan belajar yang bagus. Selain itu UK juga dekat dengan Negara-negara lain di Eropa sehingga aku bisa sekaligus belajar budaya dari Negara yang berbeda. Nah, waktu itu aku menjatuhkan pilihanku pada University of Nottingham dan mendapatkan LoA Conditional darinya pada tanggal 16 Maret 2016. Selain cukup terkenal, kampus ini juga tidak mensyaratkan skor IELTS yang tinggi-tinggi amat…hehehe. Yang jelas aku juga harus mencari alternative kampus bagus jika skor IELTS ku masih kurang.

Singkat cerita, akhirnya aku bisa memperoleh skor IELTS standard yang bisa aku gunakan untuk mendaftar universitas sesuai keinginanku. Setelah mendapat sertifikat IELTS, akupun langsung berfikir kenapa aku tidak mengambil kesempatan untuk kuliah di universitas terbaik dunia. Saatnya surfing mencari informasi kampus di UK seperti Cambridge dan Oxford. Sayang sekali waktu mengunjungi website resmi mereka, jurusan yang sesuai tidak aku temukan di Cambridge. Meskipun bidangku masih ada kaitannya dengan Linguistik yang available di Cambridge, aku lebih tertarik untuk mendalami bidang pendidikan. Pilihan kedua adalah Oxford University. Tapi kesal juga karena periode pendaftarannya sudah tutup di bulan Maret. Well, ya sudahlah… Udah nasib untuk tidak bisa kuliah di dua kampus top ini. By the way, walaupun masih ada kemungkinan untuk mendaftar kampus di Amerika alias USA yang rata-rata bereputasi tinggi itu, tidak tahu kenapa aku susah sekali tertarik. Jujur, keinginan pertamaku sebenarnya adalah ingin mengetahui kehidupan Eropa yang kata orang sangat civilized sekali. Sehingga aku belum jatuh cinta pada USA meskipun aku sangat suka dengan gaya mereka dalam berbahasa inggris......haha.

The hunting action continued dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang jurusan pendidikan terbaik di dunia. Portal www.topuniversities.com/university-rankings dan https://www.timeshighereducation.com  ini yang menjadi sumber utama pencarianku. Selain itu aku juga bertanya pada agen-agen mereka seperti Sun Education cabang Semarang dan IDP pusat Jakarta . Proses pencarianpun berakhir dan aku bisa mendapat kesimpulan 3 universitas terbaik di UK di bidang pendidikan, yaitu:

  •        University College London (UCL)
  •              University of Edinburgh (UoE)
  •           University of Manchester (UoM)

      Untuk bisa diterima dan kuliah di salah satu universitas top itu, aku harus mengambil langkah strategis…hehe. Pada intinya aku harus mengambil posisi aman yaitu dengan mendaftar universitas yang aku memiliki kemungkinan diterimanya. Pertama, aku putuskan untuk mendaftar University of Manchester dengan jurusan MA TESOL melalui agen Sun Education di Semarang. Sambil menunggu aku juga mendaftar University of Edinburgh pada tanggal 30 April 2016 dengan jurusan yang sama secara mandiri. Karena ingin mendapatkan kepastian LoA dari kampus yang lebih baik, akhirnya aku memutuskan untuk mengirim surat ke pihak admission University of Edinburgh yang menyatakan bahwa untuk keperluan beasiswa saya sangat membutuhkan LoA Unconditional segera. Alhamdulillah….SubhanallAh…. Dalam waktu 2 hari, suratku mendapatkan balasan yang positif. Tepat pada tangga 3 Mei 2016 secara resmi aku mendapatkan LoA unconditional. 

Bahagia sekali rasanya karena hanya dalam waktu yang singkat aku bisa mendapatkan respon positif dari kampus yang top di dunia.  Namun, 2 hari kemudian perasaan galau menghantuiku karena aku mendapatkan pesan dari Sun Education melalui What’s Up berisi ucapan selamat telah mendapat LoA Unconditional dari University of Manchester. Di satu sisi, aku sangat bersyukur bisa diterima di dua universitas top ini. Tapi disi lain aku harus memilih salah satu. Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya aku putuskan untuk mengambil Edinburgh dan membatalkan kuliah di Manchester. Sumpah….gak enak banget rasanya udah ngrepotin Sun Education untuk proses aplikasi ke Manchester yang akhirnya aku Cancel. Karena rasa gak enak ini, aku konsultasi dulu ke pihak Sun Education tentang rencanaku ini. Mereka menyarankanku untuk membuat surat pernyataan Cancel beserta semua alasan-alasan yang bisa diterima. So, aku buat deh surat itu dengan perasaan berat hati. Gilaa… PHP banget aku ya. Tapi keputusan ini insyaAllah demi amanah beasiswa dan masa depan yang lebih baik tentunya.

Well….mendapatkan LoA Unconditional dari University of Edinburgh bukan berarti aku langsung puas begitu saja. Aku masih dihantui rasa penasaran yang tinggi untuk melirik University College London (UCL) dimana reputasi dan rankingnya sangat bagus. Banyak sekali para Awardee LPDP yang mendaftar di kampus ini. Setelah membaca semua referensi tentang kampus, tidak salah bahwa UCL menempati Ranking 7 di dunia untuk tahun 2016/2017. Yang membuatku takjub adalah peringkat jurusan Education yang menempati posisi pertama di dunia menurut QS World Ranking.  Walaupun ingin sekali mendaftar di UCL, masih ada keraguan dalam diri apakah aku bisa diterima dan menjalani kuliah di kampus itu ya. Akupun sempat bertanya-tanya ke rekan atau kenalan yang sudah kuliah disitu serta salah satu agen UCL di Jakarta. Sempat kaget karena katanya program MA TESOL sudah ditutup pendaftarannya. Akupun sempat urung mendaftar setelah mengetahui kabar ini. Kabar tidak baik ini sempat membuatku putus asa, tapi berbekal keyakinan aku mencoba mencoba mencari informasi lebih lanjut di website resminya dan menemukan bahwa pendaftaran masih dibuka hingga 29 Juli…. Sebel juga telah dibohongi. Pelajarannya, jika ingin mendaftar kuliah dan mantab dengan pilihan kita, mending kita coba saja cari informasinya sendiri. Tidak semua agen pendidikan itu baik hati memberikan informasi sesuai keinginan kita. Terkadang karena promosi, banyak diantaranya menawarkan universitas lain yang belum tentu sesuai dengan kita. 

Setelah mendapatkan informasi tentang prosedur pendaftaran dan rekomendasi dari 2 orang dosen, akhirnya ini nih my final decision!

10 Mei : Applying for MA TESOL Program di UCL and sending a letter to the department (Gourlay Lesley)
11 Mei: First refence submitted
12 Mei: Second reference submitted
17 Mei: Response from Andrea Revesz
18 Mei: LoA Unconditional was issued


Alhamdulillahirabbil'alamin......
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan.....
Sujud syukur......
SubhanAllah....... 


Unconditional LoA from The University of Manchester



Unconditional LoA from The University of Edinburgh



Unconditional LoA from University College London/ UCL Institute of Education

Tidak ada komentar:

Posting Komentar