at Cambridge University, UK |
Aziza
Restu Febrianto
Siapa sih yang
tidak ingin berkuliah di luar negeri dan jalan-jalan keliling dunia? Hampir
semua orang pasti menginginkannya. Nah, mungkin masih banyak diantara kita yang
berfikir bahwa diterima di kampus luar negeri itu pasti sangat sulit seperti
halnya seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia. Belum lagi
seleksi masuk kuliah di negara berbahasa Inggris seperti Amerika, Inggris dan
Australia yang pastinya menurut kita sangat susah. Secara, negara-negara ini
merupakan the leading countries di
berbagai macam bidang untuk saat ini. Sehingga untuk bisa masuk di salah satu negara
tersebut, pastinya harus melalui seleksi yang ketat. Namun faktanya ternyata
kita tidak perlu susah payah mengikuti rangkaian seleksi dan tes karena mereka
tidak begitu mempertimbangkan komponen itu. Kita hanya cukup mempersiapkan 5
syarat wajib dan sederhana ini saja sebagai modal agar bisa diterima, at least untuk kuliah Master Program atau S2 bagi yang lulusan
sarjana (S1).
- IPK minimal 3.00
Saya kira untuk mendapatkan IPK 3.00 tidaklah sulit sekarang jika
dibandingkan dengan jaman dulu (mungkin sebelum tahun 2007) yang hanya
segelintir mahasiswa saja yang bisa meraih IPK 3.00. Saat saya wisuda tahun
2009 dulu, IPK tertinggi di jurusan saya adalah 3.60 dengan rata-rata IPK
lulusan saat itu 3.14. Namun di jaman sekarang IPK 3.50 sudah bukan merupakan
nilai yang susah untuk didapatkan dan banyak sekali yang bisa memperolehnya.
Bahkan sudah banyak juga lulusan yang bisa mencapai IPK 4.00 (Cumlaude) seperti yang diberitakan di
beberapa media massa.
- Pengalaman kerja yang relevan minimal 2 tahun
Selain kualifikasi akademik berupa hasil nilai yang kita peroleh
selama studi, ternyata pengalaman kerja juga sangat diperhitungkan oleh pihak
penyeleksi perguruan tinggi di luar negeri. Mungkin bagi yang Fresh Graduates atau masih sarjana
anget-anget akan sedikit berfikir untuk memenuhi syarat yang kedua ini. Bagaimana
bisa mendapatkan pengalaman kerja 2 tahun kalau kuliah baru aja kelar. Tenang,
ini bisa disiasati kok. Pastikan saja selama kuliah, kita juga mengambil kerja
sambilan yang sesuai dengan bidang studi
atau aktif di organisasi atau bisa saja terlibat menjadi volunteer/ relawan yang programnya juga sesuai dengan bidang studi.
Sehingga walaupun masih Fresh Graduates,
kalian bisa memiliki pengalaman kerja dengan menunjukkan Portofolio sebagai
bukti.
- Motivation Letter yang meyakinkan
Setiap program master di universitas luar negeri biasanya mensyaratkan
Motivation Letter atau Statement of Purpose. Motivation letter dari seorang calon
mahasiswa diperlukan untuk mengetahui rencana studi, alasan studi dan rekam
jejak. Saya kira membuat surat ini
tidaklah sulit. Banyak sekali contoh Motivation
Letter di internet yang bisa kita jadikan acuan. Ingat, hanya digunakan
sebagai acuan saja dan jangan plagiat. Kita bisa menggunakan berbagai macam samples itu untuk latihan membuat Motivation
Letter yang benar-benar sesuai dengan kondisi kita. Kalau perlu kita bisa
minta tolong teman, saudara atau kenalan yang sudah berpengalaman untuk memberikan
Feedback/ masukan untuk tulisan kita,
baik mengenai konten maupun bahasanya.
- Reference Letters dari 2 orang yang mengenal kita dengan baik
Reference Letters juga merupakan syarat wajib untuk menunjukkan bagaimana penilaian
orang lain terhadap kita. Biasanya yang diminta untuk membuat adalah mereka
yang sudah sangat mengenal kita. Tapi bukan berarti kita bisa minta tolong
orang tua, saudara atau sahabat kita untuk membuatnya ya..hehe. Mereka yang
mengeluarkan surat ini haruslah pihak yang mengenal kita secara akademik atau
profesi, seperti dosen pembimbing, ketua jurusan atau atasan kita di tempat
kerja. Meminta surat ini sih gampang-gampang susah karena kita berurusan dengan
orang lain yang pastinya harus menyesuaikan dengan waktu luang mereka. Walaupun
ini sangat relatif sih.
Tipsnya adalah jangan langsung minta dibuatkan surat
ini dengan tangan kosong kepada mereka. Maksudnya alangkah lebih baiknya kita sudah
meyiapkan sendiri suratnya atau sekedar membuat sebuah draft. Kemudian ketika
menemui mereka, surat tersebut tinggal diedit atau diperbaiki. Hal ini karena pemberi
surat itu pastinya juga memiliki banyak kesibukan. Remember, we are not the only one who needs their help!. Untuk
membuat draft, silahkan search di
Internet contoh-contohnya yang sudah banyak beredar di Google sebagai acuan. Selain
itu ketika kita menemui pihak yang mengeluarkan surat, kita harus memintanya
dengan cara yang sopan agar mendapat respon yang positif. Terakhir, tidak semua
surat yang dibuat bisa selesai cepat seperti perkiraan kita karena (again) pastinya
menyesuaikan waktu luang si pemberi surat.
- Sertifikat IELTS atau TOEFL iBT/ Internet Based TOEFL
Jika impian kita dari awal adalah ingin bisa berkuliah di luar
negeri, pasti sudah tidak asing lagi dengan tes standar Bahasa Inggris bernama
TOEFL dan IELTS. Secara, tidak mungkin kan ketika kuliah berlangsung, kita
hanya bengong dan diam di tempat karena tidak memahami apa yang disampaikan
dosen dan teman sejawat. Oleh karena itu, tujuan tes Bahasa Inggris adalah pihak
kampus ingin memastikan bahwa calon mahasiswa yang akan kuliah sudah tidak
mempunyai masalah dan kendala lagi dengan Bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar utama. Sehingga syarat TOEFL atau IELTS dengan skor standar wajib
hukumnya. Untuk universitas-universitas di negara berbahasa Inggris, skor
standar yang biasanya diminta adalah minimal rata-rata 6.5 (untuk IELTS) dengan
masing-masing bagian minimal 6 dan 100 (untuk TOEFL iBT).
Selanjutnya yang perlu
diperhatikan bagi mereka yang ingin mengambil TOEFL adalah bahwa TOEFL jenis Paper-Based/ Institutional Testing Program
(ITP) sudah tidak berlaku lagi untuk mendaftar universitas. TOEFL jenis ini
hanya digunakan untuk tes pada tingkat institusi sebagai pengukur keterampilan
dasar berbahasa Inggris. Sedangkan untuk bisa memenuhi syarat kuliah di luar
negeri, kita harus mengambil TOEFL jenis Internet-Based
Test (iBT) karena formatnya yang sangat berbeda serta lebih komprehensif
dan sesuai dengan kebutuhan akademik saat ini. Kalau kita sudah mengetahui
bahwa sertifikat IELTS atau TOEFL itu merupakan kewajiban, maka dari awal kita
harus sudah mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya serta berlatih Bahasa
Inggris secara intensif apapun latar belakang pendidikan kita.
Saya kira 5 syarat diatas sangatlah tidak
sulit untuk diupayakan. Walaupun tentunya masih ada beberapa persyaratan lain
yang perlu dipersiapkan, tapi itu semua tergantung pada jurusan dan bidang
studi yang kita pilih. Intinya jika ada motivasi dan keinginan yang kuat, saya
yakin semuanya bisa dipenuhi dengan lancar. Tantangan yang berat sebenarnya
bukan pada seleksi masuk universitas di luar negeri, tapi pada sponsor atau beasiswa yang akan mendukung
semua urusan finansial kita disana. Kecuali jika kita sudah memiliki banyak
uang untuk itu. Secara, untuk kuliah program master saja, kita bisa kocek
ratusan juta rupiah disesuaikan dengan negara mana yang kita tuju. Sehingga
bagi mereka yang mempunyai impian berkuliah di penjuru dunia manapun tetapi
terkendala biaya, maka mempersiapkan pendaftaran beasiswa dan memantaskan diri
untuk bisa diterima adalah hal yang paling penting untuk dilakukan. Saya kira
sudah banyak sekali orang yang sharing
dan cerita pengalaman pribadi tentang tips dan cara memperoleh beasiswa. Kita
tinggal mencarinya saja hanya dengan menggenggam ponsel kita…hehe.
Terimakasih telah membaca tulisan saya.
Walaupun sederhana, mudah-mudahan bisa memberi manfaat.
Ngawi, 6 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar