Rabu, 17 Oktober 2018

5 syarat sederhana untuk bisa kuliah di negara berbahasa Inggris/ English Speaking Countries

at Cambridge University, UK

Aziza Restu Febrianto


Siapa sih yang tidak ingin berkuliah di luar negeri dan jalan-jalan keliling dunia? Hampir semua orang pasti menginginkannya. Nah, mungkin masih banyak diantara kita yang berfikir bahwa diterima di kampus luar negeri itu pasti sangat sulit seperti halnya seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Indonesia. Belum lagi seleksi masuk kuliah di negara berbahasa Inggris seperti Amerika, Inggris dan Australia yang pastinya menurut kita sangat susah. Secara, negara-negara ini merupakan the leading countries di berbagai macam bidang untuk saat ini. Sehingga untuk bisa masuk di salah satu negara tersebut, pastinya harus melalui seleksi yang ketat. Namun faktanya ternyata kita tidak perlu susah payah mengikuti rangkaian seleksi dan tes karena mereka tidak begitu mempertimbangkan komponen itu. Kita hanya cukup mempersiapkan 5 syarat wajib dan sederhana ini saja sebagai modal agar bisa diterima, at least untuk kuliah Master Program atau S2 bagi yang lulusan sarjana (S1). 

  • IPK minimal 3.00

Saya kira untuk mendapatkan IPK 3.00 tidaklah sulit sekarang jika dibandingkan dengan jaman dulu (mungkin sebelum tahun 2007) yang hanya segelintir mahasiswa saja yang bisa meraih IPK 3.00. Saat saya wisuda tahun 2009 dulu, IPK tertinggi di jurusan saya adalah 3.60 dengan rata-rata IPK lulusan saat itu 3.14. Namun di jaman sekarang IPK 3.50 sudah bukan merupakan nilai yang susah untuk didapatkan dan banyak sekali yang bisa memperolehnya. Bahkan sudah banyak juga lulusan yang bisa mencapai IPK 4.00 (Cumlaude) seperti yang diberitakan di beberapa media massa.    

  • Pengalaman kerja yang relevan minimal 2 tahun

Selain kualifikasi akademik berupa hasil nilai yang kita peroleh selama studi, ternyata pengalaman kerja juga sangat diperhitungkan oleh pihak penyeleksi perguruan tinggi di luar negeri. Mungkin bagi yang Fresh Graduates atau masih sarjana anget-anget akan sedikit berfikir untuk memenuhi syarat yang kedua ini. Bagaimana bisa mendapatkan pengalaman kerja 2 tahun kalau kuliah baru aja kelar. Tenang, ini bisa disiasati kok. Pastikan saja selama kuliah, kita juga mengambil kerja sambilan yang  sesuai dengan bidang studi atau aktif di organisasi atau bisa saja terlibat menjadi volunteer/ relawan yang programnya juga sesuai dengan bidang studi. Sehingga walaupun masih Fresh Graduates, kalian bisa memiliki pengalaman kerja dengan menunjukkan Portofolio sebagai bukti. 

  • Motivation Letter yang meyakinkan

Setiap program master di universitas luar negeri biasanya mensyaratkan Motivation Letter atau Statement of Purpose. Motivation letter dari seorang calon mahasiswa diperlukan untuk mengetahui rencana studi, alasan studi dan rekam jejak.  Saya kira membuat surat ini tidaklah sulit. Banyak sekali contoh Motivation Letter di internet yang bisa kita jadikan acuan. Ingat, hanya digunakan sebagai acuan saja dan jangan plagiat. Kita bisa menggunakan berbagai macam samples itu untuk latihan  membuat Motivation Letter yang benar-benar sesuai dengan kondisi kita. Kalau perlu kita bisa minta tolong teman, saudara atau kenalan yang sudah berpengalaman untuk memberikan Feedback/ masukan untuk tulisan kita, baik mengenai konten maupun bahasanya.

  • Reference Letters dari 2 orang yang mengenal kita dengan baik

Reference Letters juga merupakan syarat wajib untuk menunjukkan bagaimana penilaian orang lain terhadap kita. Biasanya yang diminta untuk membuat adalah mereka yang sudah sangat mengenal kita. Tapi bukan berarti kita bisa minta tolong orang tua, saudara atau sahabat kita untuk membuatnya ya..hehe. Mereka yang mengeluarkan surat ini haruslah pihak yang mengenal kita secara akademik atau profesi, seperti dosen pembimbing, ketua jurusan atau atasan kita di tempat kerja. Meminta surat ini sih gampang-gampang susah karena kita berurusan dengan orang lain yang pastinya harus menyesuaikan dengan waktu luang mereka. Walaupun ini sangat relatif sih. 

Tipsnya adalah jangan langsung minta dibuatkan surat ini dengan tangan kosong kepada mereka. Maksudnya alangkah lebih baiknya kita sudah meyiapkan sendiri suratnya atau sekedar membuat sebuah draft. Kemudian ketika menemui mereka, surat tersebut tinggal diedit atau diperbaiki. Hal ini karena pemberi surat itu pastinya juga memiliki banyak kesibukan. Remember, we are not the only one who needs their help!. Untuk membuat draft, silahkan search di Internet contoh-contohnya yang sudah banyak beredar di Google sebagai acuan. Selain itu ketika kita menemui pihak yang mengeluarkan surat, kita harus memintanya dengan cara yang sopan agar mendapat respon yang positif. Terakhir, tidak semua surat yang dibuat bisa selesai cepat seperti perkiraan kita karena (again) pastinya menyesuaikan waktu luang si pemberi surat.
  • Sertifikat IELTS atau TOEFL iBT/ Internet Based TOEFL
Jika impian kita dari awal adalah ingin bisa berkuliah di luar negeri, pasti sudah tidak asing lagi dengan tes standar Bahasa Inggris bernama TOEFL dan IELTS. Secara, tidak mungkin kan ketika kuliah berlangsung, kita hanya bengong dan diam di tempat karena tidak memahami apa yang disampaikan dosen dan teman sejawat. Oleh karena itu, tujuan tes Bahasa Inggris adalah pihak kampus ingin memastikan bahwa calon mahasiswa yang akan kuliah sudah tidak mempunyai masalah dan kendala lagi dengan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar utama. Sehingga syarat TOEFL atau IELTS dengan skor standar wajib hukumnya. Untuk universitas-universitas di negara berbahasa Inggris, skor standar yang biasanya diminta adalah minimal rata-rata 6.5 (untuk IELTS) dengan masing-masing bagian minimal 6 dan 100 (untuk TOEFL iBT). 

Selanjutnya yang perlu diperhatikan bagi mereka yang ingin mengambil TOEFL adalah bahwa TOEFL jenis Paper-Based/ Institutional Testing Program (ITP) sudah tidak berlaku lagi untuk mendaftar universitas. TOEFL jenis ini hanya digunakan untuk tes pada tingkat institusi sebagai pengukur keterampilan dasar berbahasa Inggris. Sedangkan untuk bisa memenuhi syarat kuliah di luar negeri, kita harus mengambil TOEFL jenis Internet-Based Test (iBT) karena formatnya yang sangat berbeda serta lebih komprehensif dan sesuai dengan kebutuhan akademik saat ini. Kalau kita sudah mengetahui bahwa sertifikat IELTS atau TOEFL itu merupakan kewajiban, maka dari awal kita harus sudah mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya serta berlatih Bahasa Inggris secara intensif apapun latar belakang pendidikan kita. 

Saya kira 5 syarat diatas sangatlah tidak sulit untuk diupayakan. Walaupun tentunya masih ada beberapa persyaratan lain yang perlu dipersiapkan, tapi itu semua tergantung pada jurusan dan bidang studi yang kita pilih. Intinya jika ada motivasi dan keinginan yang kuat, saya yakin semuanya bisa dipenuhi dengan lancar. Tantangan yang berat sebenarnya bukan pada seleksi masuk universitas di luar negeri, tapi pada sponsor atau beasiswa yang akan mendukung semua urusan finansial kita disana. Kecuali jika kita sudah memiliki banyak uang untuk itu. Secara, untuk kuliah program master saja, kita bisa kocek ratusan juta rupiah disesuaikan dengan negara mana yang kita tuju. Sehingga bagi mereka yang mempunyai impian berkuliah di penjuru dunia manapun tetapi terkendala biaya, maka mempersiapkan pendaftaran beasiswa dan memantaskan diri untuk bisa diterima adalah hal yang paling penting untuk dilakukan. Saya kira sudah banyak sekali orang yang sharing dan cerita pengalaman pribadi tentang tips dan cara memperoleh beasiswa. Kita tinggal mencarinya saja hanya dengan menggenggam ponsel kita…hehe.

Terimakasih telah membaca tulisan saya. Walaupun sederhana, mudah-mudahan bisa memberi manfaat.

Ngawi, 6 Agustus 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar