Rabu, 22 April 2020

Memaknai “Stay Home”



 








Memaknai “Stay Home”

*Aziza Restu Febrianto


2020 jelas menjadi tahun yang sangat mengejutkan bagi seluruh umat manusia di dunia.  Sebelumnya, orang tidak menyangka bahwa mereka akan berhadapan dengan sebuah wabah virus baru yang mematikan bernama Corona Virus Disease atau biasa disebut dengan Covid-19. Pada awalnya virus ini hanya menjangkiti sebagian orang di China khususnya di kota Wuhan pada akhir tahun 2019. Namun, tanpa diundang dan tanpa diperkirakan, virus ini kemudian menular dengan cepat sampai penjuru dunia. Hanya dalam hitungan sebulan, sudah ditemukan beberapa korban  di banyak negara seperti Korea Selatan, Jepang, Singapura, beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat. 

Di Indonesia, orang yang secara positif terjangkit virus ini mulai terdeteksi pada awal bulan Maret dan jumlahnya juga terus bertambah hingga saat ini, hingga artikel ini ditulis. Merespon bencana ini, Pemerintah, setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya memutuskan untuk menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diantara negara-negara lain yang menerapkan Lockdown wilayah. PSBB ini sangat ketat diterapkan di beberapa kota besar atau wilayah yang berpotensi menjadi tempat penularan. Tujuannya hanya satu, yaitu memutus rantai penularan. PSBB dan Lockdown sebenarnya tidak jauh berbeda karena intinya membatasi aktivitas dan interaksi manusia dalam keseharian. Kebijakan ini memaksa banyak orang untuk tidak keluar rumah atau harus tinggal di rumah saja. Siapapun, tanpa terkecuali. Sehingga sebagai dampaknya, banyak diantara mereka yang harus kehilangan pekerjaan. Bagi mereka yang punya usaha juga harus mengalami kebangkrutan kerena usahanya menjadi sepi. Hashtag Stay Home dan Work from Home pun menjadi populer dimana-mana.

PSBB ini ternyata juga diberlakukan di daerah-daerah yang jauh dari kota besar. Dalam rangka mengantisipasi penularan, banyak diantara kepala daerah yang memerintahkan jajarannya untuk melaksanakan PSBB juga. Berbagai desa terutama di pulau Jawa kemudian mulai siaga dengan membuat peraturan PSBB secara lokal, termasuk desa saya. Dengan kondisi ini, saya tentu saja harus mengikuti peraturan untuk Stay and Work from Home juga. Siapapun juga tidak akan tahu penularan virus itu melalui apa, siapa dan lewat media seperti apa. Sejak diberlakukan PSBB pada tanggal 10 April yang lalu hingga artikel ini ditulis, Alhamdulillah, saya telah berada di rumah. Bahkan sebelumnya, terhitung sejak 13 Maret atau satu bulan lebih saya sudah tinggal di rumah tanpa bekerja di kantor. Tapi Alhamdulillah, beberapa pekerjaan masih bisa dilakukan di rumah: salah satu kantor tempat saya bekerja memperbolehkan para pengajar untuk melaksanakan pembelajaran via daring. 

Meskipun masih tetap mempunyai kesibukan di rumah, waktu luang saya tentu masih banyak karena ada dua pekerjaan saya yang tidak bisa dilakukan secara daring. Pekerjaan itu harus diliburkan total. Lagi-lagi pendapatan saya menjadi sangat berkurang karena ini. Tapi saya harus berfikiran positif agar saya masih bisa tetap produktif. Waktu luang yang panjang ini ternyata bisa berfaedah jika kita mampu mengelola dan memanfaatkannya secara bijak. Waktu luang ini justru bisa menjadi peluang kita untuk melakukan banyak hal yang lebih produktif dan inovatif. Berikut adalah beberapa kegiatan yang bisa kita lakukan selama Stay Home sebagai hikmah dari wabah ini:
  • Berkontemplasi
Ketika kita sibuk dengan pekerjaan, bisa jadi kita telah kehilangan banyak waktu untuk berkontemplasi. Berkontemplasi ini sangat penting untuk merenungi dan mengevaluasi apa yang sudah kita lakukan selama ini. Setelah kita melakukan kontemplasi, kita akan dapat merencanakan apa yang menjadi tujuan hidup di masa mendatang. Aktivitas ini membuat kita lebih cermat dan terampil dalam menentukan arah hidup kita secara tepat. Aktivitas ini juga akan semakin membuat kita bersemangat dan siap untuk menjalani hari-hari kedepan. Kontemplasi bisa dilakukan dengan berbagai macam cara: bisa sebelum tidur, ketika sedang santai ngopi sendirian, atau waktu berdzikir dan berdoa setelah sholat. Kebetulan tinggal dua hari lagi puasa Ramadhan. Bulan puasa ini adalah momen yang sangat tepat untuk berkontemplasi dan melakukan ibadah khusuk lainnya.
  •  Menyelesaikan pekerjaan rumah yang belum tuntas
Rutinitas kesibukan tentu juga telah merenggut waktu kita untuk melakukan banyak pekerjaan rumah. Akibatnya, rumah kita menjadi sering berantakan, kotor, dan tidak tertata. Kondisi “Stay Home and Work from Home” ini akan membuat kita memiliki waktu yang lebih banyak untuk menata kembali perabotan rumah dan membersihkan semua sudutnya secara teratur. Bagi mereka yang suka memelihara tanaman di pekarangan rumah atau binatang peliharaan, masa ini adalah kesempatan yang bagus untuk lebih fokus merawat semuanya. Kita juga akan semakin lebih dekat dengan alam dan mensyukuri segala nikmat yang telah diberikan.
  • Quality time bersama keluarga
“Stay Home” secara jelas memberikan waktu kepada kita untuk terus bersama dengan keluarga. Kesempatan ini pasti sangat sayang sekali dilewatkan walaupun tidak semua orang bisa merasakan hal yang sama karena keadaan yang mengharuskan mereka merantau jauh dan tidak bisa pulang karena PSBB. Saya termasuk orang yang beruntung karena bisa pulang kampung dari tempat kerja di Semarang jauh-jauh hari sebelum kebijakan PSBB diterapkan. Meskipun penghasilan jauh berkurang karena beberapa pekerjaan libur, semua beban menjadi tidak terasa karena perasaan tenteram bersama keluarga. Kalau istilah jawanya, “Mangan ora mangan penting kumpul yang artinya Makan tidak makan yang penting kumpul.” Waktu untuk berinteraksi dengan anak saya juga bisa lebih banyak, sehingga saya bisa lebih fokus mendampingi dan mengawasi perkembangannya.
  •  Lebih fokus untuk membaca dan menulis
Ketika sibuk bekerja, saya harus pintar-pintar membagi waktu untuk bisa membaca dan menulis. Mungkin untuk membaca surat kabar, majalah dan artikel bisa dilakukan di sela-sela waktu kerja, akan tetapi untuk menulis, tentu ceritanya lain. Saya harus meluangkan waktu khusus untuk ini. Tidak pasti waktunya harus kapan karena pekerjaan saya yang waktunya tidak menentu. Yang jelas ketika ada waktu luang, saya selalu ingin mengupayakan untuk menulis. Menulis artikel di blog ini juga salah satu kegemaran saya. Pada dasarnya saya memang suka menulis. Alhamdulillah, saya sudah bisa menghasilkan karya seperti artikel ilmiah, artikel kontemporer dan buku yang diterbitkan secara resmi. Senang rasanya menghasilkan karya meskipun belum banyak. Biasanya karena kesibukan kerja dan konsentrasi saya yang terfokus pada pencapaian target pribadi, saya menjadi mengalami kesulitan untuk menentukan kapan harus menulis. Nah, masa Stay Home ini sebenarnya merupakan kesempatan yang sangat tepat untuk mulai fokus kembali dalam kegiatan menulis. Kita bisa menulis apapun termasuk artikel di blog semacam ini. Target saya pada tahun ini sebenarnya adalah menerbitkan buku IELTS Writing dengan penerbit mayor. Semoga target ini bisa terlaksana, dan bukunya bisa dijual di toko-toku buku besar.
  • Mengasah keterampilan dan hobi
Setiap orang pasti mempunyai hobi. Apapun hobinya. Nah, waktu luang yang banyak selama Stay Home ini bisa kita gunakan untuk lebih sering melakukan hobi atau bahkan mengembangkan keterampilan pada hobi tersebut. Saya kebetulan sangat menyukai musik khususnya bermain gitar. Masih banyak sekali ilmu gitar yang harus saya pelajari agar hasil suara yang dihasilkan melalui petikan bisa lengkap dan harmonis. Ada juga keinginan untuk bisa mempelajari berbagai macam chords melalui buku, websites maupun tutorial via YouTube. Selain itu saya juga ingin mengasah kepekaan telinga untuk menemukan sendiri chords atau melodi dari berbagai macam lagu yang saya suka. Semua ini sebenarnya bisa menjadi lebih optimal ketika dilakukan selama libur panjang nasional ini.
  • Mempelajari ilmu baru dan memperbanyak wawasan
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) selalu berkembang dari waktu ke waktu, sehingga menuntut kita untuk bisa beradaptasi dengan cepat. Jika kita bisa menguasai segala inovasi dari perkembangan itu, kita tidak hanya akan bisa survive dalam pekerjaan yang kita tekuni, tetapi juga bisa menjadi orang yang bijaksana. Menurut saya, kebijaksanaan itu muncul ketika kita bisa memahami apa yang digemari dan kehidupan digeluti oleh orang-orang dari berbagai jaman. Ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita kuasai juga akan membuat segala aktivitas terlaksana secara efektif dan efisien. Sebenarnya banyak sekali yang ingin saya pelajari dari semua perkembangan IPTEK seperti membuat desain grafis, mengembangkan website profesional, menggunakan aplikasi terbaru Smartphone atau meng-utak atik ponsel, dsb. Namun, untuk melakukannya, saya biasanya selalu terpentok pada waktu dan motivasi. Ketika sudah sibuk bekerja, saya selalu fokus pada uang dan penghasilan. Nah, di saat libur panjang yang ujungnya tak pasti ini, saya ingin bisa mengalokasikan waktu untuk mempelajari dan menguasai hal-hal baru itu. Tentu saja diperlukan motivasi yang kuat sih untuk memulainya.
  •   Mencari peluang penghasilan online
Profesi dan pekerjaan saya adalah pengajar prefesional. Tapi saya bukanlah guru atau tidak bisa juga dianggap sebagai dosen. Saya bukan guru karena saya tidak bekerja sebagai guru tetap di sebuah sekolah. Saya juga bukan dosen karena saya tidak bekerja sebagai dosen tetap di sebuah universitas, meskipun saya bergelar S2. Sejak lulus kuliah S2, saya memang memiliki harapan untuk bisa menjadi dosen tetap. Namun apalah daya, semua upaya yang dilakukan belum juga membuahkan hasil. Tapi saya harus realistis dan tetap optimis. Menjadi pengajar lepas ternyata juga banyak hikmanya. Salah satunya adalah mempunyai kebebasan untuk mencari peluang apapun, tanpa ada ikatan. Waktu saya juga bisa sangat fleksibel. Harapannya, saya bisa memanfaatkan fleksibilitas ini untuk melakukan hal-hal yang produktif bagi diri saya sendiri dan semoga manfaatnya bisa berdampak ke orang lain juga. Dengan diterapkannya PSBB dan Stay Home, pembelajaran tentu tidak bisa dilakukan secara tatap muka. Sehingga saya harus bisa memanfaatkan peluang untuk mencari siswa melalui media daring. Saya yakin semua orang saat ini mengalami kendala yang sama dan tidak bisa kemana-mana. Ini sebenarnya adalah peluang bagi saya untuk promosi pembelajaran jarak jauh melalui berbagai media platform dan aplikasi yang sudah ada. Alhamdulillah, sampai saat ini, saya sudah mendapatkan berbagai calon pelanggan yang menghubungi saya. 

Bismillah.... 2 (dua) hari lagi puasa Ramadhan. Semoga selama bulan puasa ini, kita bisa melakukan berbagai aktivitas yang positif secara tuntas. Semua aktivitas yang saya sebutkan diatas adalah diantaranya. Sekian... Semoga  tulisan saya ini bisa bermanfaat terutama buat saya sendiri.


Magetan, 22 April 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar