Semarang, 7 Juli 2022 |
Refleksi
dan Resolusi Tahun Baru 2023
*Aziza Restu Febrianto
Tepat setahun
yang lalu pada 31 Desember 2021, saya menulis sebuah resolusi yang harus dicapai
pada tahun 2022 di blog ini. Sebagai seseorang yang telah memutuskan untuk
berkarir sebagai dosen, berikut kira-kira resolusi yang saya tulis saat itu. Pada tahun 2022, saya
harus bisa: 1) Mendapatkan Jabatan Fungsional
Asisten Ahli; 2) Menerbitkan 2
artikel ilmiah di jurnal terakreditasi baik nasional maupun internasional; dan 3) Mempersiapkan
beasiswa untuk melanjutkan studi S-3.
Sebenarnya resolusi ini tidaklah begitu neko-neko, karena hanya meliputi 3
target saja. Namun, setelah menjalani dunia perdosenan hingga akhir tahun 2022
ini, ternyata merealisasikan ketiga target resolusi itu benar-benar tidaklah
mudah. Banyak upaya telah saya lakukan, tetapi tetap saja ketiga target
tersebut sulit untuk direalisasikan. Namun saya tetap berusaha bersyukur karena
paling tidak ada 1 atau 2 dari target tersebut telah terpenuhi di tahun 2022
ini. Salah satunya adalah Jabatan Fungsional pertama, Asisten Ahli.
1)
Mendapatkan Jabatan Fungsional Asisten Ahli
Target resolusi pertama ini menurut saya paling mudah dan terukur
pencapaiannya dibandingkan kedua target lainnya, karena syaratnya hanyalah
pemberkasan dokumen saja. Saya secara resmi menerima Surat Keputusan (SK) Jabatan
Fungsional pertama Asisten Ahli dari DIKTI pada tanggal 23 September 2022
setelah sebelumnya harus mengurus pengajuan yang sangat administratif.
Sebenarnya saya termasuk dosen yang terlambat menerima Jabatan Fungsional
pertama ini karena seharusnya jabatan Asisten Ahli ini bisa diperoleh setelah 1
tahun bekerja sebagai dosen tetap.
FYI, sejak saya diterima sebagai dosen hingga SK ini keluar, saya telah
bekerja kurang lebih 2 tahun. Apa mau dikata? Selama bekerja, saya harus banyak
berkutat pada pekerjaan yang tidak terduga dan cukup menyita waktu, yaitu
menyusun borang dan menyiapkan dokumen-dokumen untuk akreditasi Program Studi
tempat saya bekerja. Karena Prodi yang masih baru, banyak sekali pekerjaan yang
harus dilakukan untuk melengkapi bukti borang akreditasi tersebut. Selain itu, tentu
saja saya juga harus melakukan kegiatan Tridarma yang memang merupakan tugas
wajib seorang dosen.
2) Menerbitkan 2 artikel ilmiah di jurnal
terakreditasi baik nasional maupun internasional
Salah satu impian dalam hidup saya adalah dapat menerbitkan artikel pada
jurnal terakreditasi secara nasional dan internasional apapun profesi saya.
Menurut saya, pekerjaan yang paling sulit dari seorang dosen adalah menerbitkan
karya tulis ilmiah penelitian pada jurnal terakreditasi. Secara, setelah
melakukan penelitian dan membuat laporan yang cukup membutuhkan waktu dan
energi, seorang dosen harus memaparkannya dalam bentuk tulisan dengan
kaidah-kaidah dan gaya bahasa akademis yang tepat dan akurat agar dapat
diterima oleh jurnal penerbit yang dituju. Tidak sedikit karya tulis itu hanya
berakhir pada hard disk laptop, karena ditolak oleh jurnal penerbit.
Pada bulan April 2022 lalu, saya mendapati informasi mengenai sebuah
konferensi yang diselenggarakan oleh TEFLIN, Asia TEFL, dan Universitas Negeri
Malang. Tanpa berfikir panjang, saya langsung tertarik untuk mendaftar. Melalui
konferensi itu, para penyaji makalah juga mendapatkan kesempatan untuk
mengirimkan makalahnya untuk diterbitakn pada 3 (tiga) buah jurnal bereputasi,
salah satunya adalah Asia TEFL Journal, yang sudah terindeks Scopus dan
berperingkat Q1.
Setelah merampungkan penelitian, saya kemudian mengirimkan manuskrip hasil
penelitian tersebut pada Open Journal System (OJS) Asia TEFL Journal pada
tanggal 9 Mei 2022. Pada pesan email yang saya terima, proses peninjauan (Reviewing)
oleh Mitra Bestari (Reviewers) Namun, sejak proses revisi pada bulan Oktober
2022, saya belum mendapatkan kabar mengenai manuskrip ini. Saya berharap,
meskipun harus melalui proses revisi yang sangat panjang, manuskrip ini
akhirnya tetap diterima dan dipublikasikan pada tahun 2023.
3) Mempersiapkan beasiswa untuk lanjut studi S-3
Menurut saya, ini adalah resolusi yang paling dilematis. Melanjutkan studi S-3 ke luar negeri dengan
beasiswa tentu masih menjadi keinginan dan impian saya hingga saat ini. Mungkin
terkesan sangat idealis ketika seorang alumni sebuah universitas di negara
Inggris ingin melanjutkan kuliah ke luar negeri lagi. Saya tentu memiliki
alasan logis kenapa memilih studi ke luar negeri ini. Keinginan ini semakin
kuat apalagi saya sempat mendaftar sebuah program persiapan studi S-3 luar
negeri yang diselenggarakan oleh Indonesia Mengglobal.
Namun, keinginan kuat ini mungkin agak semakin memudar, mempertimbangkan
beberapa hal yang terjadi dalam hidup saya... so sad.. ☹. Pertama, saya jadi
ingat perkataan ibu saat pertama kali saya menyampaikan keinginan ini, dan
respon beliau cukup mengejutkan. Intinya, jika saya harus tinggal cukup lama di
luar negeri, siapa yang nanti akan menemani beliau. Kedua, pada bulan September
2022 lalu, ibu divonis menderita sakit bernama Glaukoma atau sakit mata yang
menyebabkan gangguan penglihatan. Sejak saat itu, saya harus mengantar ibu
untuk operasi dan kontrol berkala ke Rumah Sakit di Solo. Sejak saat itu, saya akhirnya
merasa bahwa sepertinya ibu memerlukan pendampingan untuk kedepannya, khususnya
ketika harus bepergian keluar rumah.
Resolusi Tahun Baru 2023
Mempertimbangkan sulitnya merealisasikan 3 target resolusi tahun 2022, saya
juga tidak akan membuat resolusi yang muluk-muluk di tahun baru 2023 ini. Saya ingat
sebuah postingan teman bahwa resolusi itu harus SMART yaitu Specific
(spesifik), Measurable (terukur), Attainable (realistis untuk
dicapai), Relevant (relevan dengan kondisi kita), dan Time-based
(jelas jangka waktunya).
Berikut ini kira-kira resolusi saya di tahun 2023:
- Mendirikan dan mengembangkan sebuah usaha jasa di bidang bahasa: LinguaTera.com
- Menerbitkan 2 artikel di jurnal terindeks SINTA dan SCOPUS
- Mempersiapkan beasiswa studi S-3
Saya memahami bahwa tidak semua rencana dan target bisa terealisasi. Tetapi
paling tidak merencanakan sesuatu itu jauh lebih baik daripada tidak
merencanakan sama sekali. Saya juga meyakini bahwa target resolusi yang tidak
tercapai pasti akan diganti dengan hal-hal positif lain, asalkan kita selalu
berfikiran positif dan melakukan aktivitas yang produktif untuk mendukung karir
kita kedepan.
Magetan, 1 Januari 2023
Tidak ada komentar:
Posting Komentar