Path to Final Decision
Aziza Restu Febrianto
Setelah secara resmi ditetapkan
sebagai pemeroleh beasiswa/ Awardee LPDP pada tanggal 10 Desember 2015, tugasku
selanjutnya adalah mencari Letter of
Offer/ Acceptance (LoA) Unconditional
dari Universitas di luar negeri. Kali ini aku harus mendapatkan LoA itu dari
universitas di Negara berbahasa Inggris/ English speaking countries yang masuk
dalam daftar LPDP karena aku berjanji kepada tim seleksi wawancara akan
melanjutkan kuliah di Negara itu. Tantangan yang cukup berat bagiku karena
untuk dapat diterima di salah satu universitas, aku harus mendapatkan skor
rata-rata IELTS 6.5 – 7 dan masing-masing bagian tidak boleh dibawah 6. Selain
itu biaya IELTS juga cukup mahal bagiku. Secara aku harus keluar uang hampir 3
juta hanya untuk mengambil tes.
Saat mendaftar LPDP, aku sudah
memegang LoA Conditional dari 2
universitas di Australia, yaitu Monash
University dan University of
Wollongong (UoW). Setelah berfikir dan merenung panjang, akhirnya aku
memilih University of Wollongong
sebagai tujuan kuliahku. Setelah dinyatakan lulus seleksi, aku tercatat sebagai
Awardee dengan UoW Australia sebagai universitas tujuan. Namun yang aku heran
adalah saat seleksi wawancara dulu tim penyeleksi justru memberikan saran
kepadaku untuk kuliah di kampus yang lebih besar dan tinggi peringkatnya.
Mempertimbangkan perkataan penyeleksi, aku mulai berfikir bahwa sebenarnya ada
peluang untuk bisa pindah universitas seandainya aku lulus nanti. Walaupun aku
juga sadar diri karena belum bisa memenuhi syarat IELTS, sebenarnya ada juga
sih keinginan untuk pindah kampus tujuan jika seandainya aku lulus. Jadi
kuncinya adalah hanya dengan modal sertifikat IELTS yang memenuhi standard, aku
bisa memilih universitas manapun yang aku suka. Istilahnya IELTS ini adalah SIM
yang wajib diambil untuk bisa kuliah di Negara berbahasa Inggris.
Selesai kegiatan Persiapan
Keberangkatan (PK) selama 6 hari di Depok (18-23 Januari 2016), aku mulai fokus
mempersiapkan IELTS. Aku butuh sekitar 2 bulan untuk persiapan ini, dimulai
dari awal Februari hingga akhir Maret agar aku bisa mengambilnya di awal April
(2 April 2016). Kisah dan pengalaman mempersiapkan IELTS ini akan aku share di
artikel lain di blog ini. Sambil
mempersiapkan IELTS, aku mencari universitas yang cocok mulai dari Browsing
informasi di portal website hingga mendatangi agennya. Proses pencarian ini
membuatku melirik beberapa universitas di Inggris/ United Kingdom. Yang
membuatku tertarik untuk kuliah di Inggris adalah reputasi system pendidikan
yang sangat tinggi dan lingkungan belajar yang bagus. Selain itu UK juga dekat
dengan Negara-negara lain di Eropa sehingga aku bisa sekaligus belajar budaya
dari Negara yang berbeda. Nah, waktu itu aku menjatuhkan pilihanku pada University of Nottingham dan mendapatkan
LoA Conditional darinya pada tanggal
16 Maret 2016. Selain cukup terkenal, kampus ini juga tidak mensyaratkan skor
IELTS yang tinggi-tinggi amat…hehehe. Yang jelas aku juga harus mencari
alternative kampus bagus jika skor IELTS ku masih kurang.
Singkat cerita, akhirnya aku bisa
memperoleh skor IELTS standard yang bisa aku gunakan untuk mendaftar
universitas sesuai keinginanku. Setelah mendapat sertifikat IELTS, akupun
langsung berfikir kenapa aku tidak mengambil kesempatan untuk kuliah di
universitas terbaik dunia. Saatnya surfing mencari informasi kampus di UK
seperti Cambridge dan Oxford. Sayang sekali waktu mengunjungi website resmi
mereka, jurusan yang sesuai tidak aku temukan di Cambridge. Meskipun bidangku masih
ada kaitannya dengan Linguistik yang available di Cambridge, aku lebih tertarik
untuk mendalami bidang pendidikan. Pilihan kedua adalah Oxford University. Tapi
kesal juga karena periode pendaftarannya sudah tutup di bulan Maret. Well, ya
sudahlah… Udah nasib untuk tidak bisa kuliah di dua kampus top ini. By the way,
walaupun masih ada kemungkinan untuk mendaftar kampus di Amerika alias USA yang
rata-rata bereputasi tinggi itu, tidak tahu kenapa aku susah sekali tertarik.
Jujur, keinginan pertamaku sebenarnya adalah ingin mengetahui kehidupan Eropa
yang kata orang sangat civilized sekali. Sehingga aku belum jatuh cinta pada
USA meskipun aku sangat suka dengan gaya mereka dalam berbahasa inggris......haha.
The hunting action continued
dengan mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang jurusan pendidikan terbaik
di dunia. Portal www.topuniversities.com/university-rankings dan https://www.timeshighereducation.com ini
yang menjadi sumber utama pencarianku. Selain itu aku juga bertanya pada
agen-agen mereka seperti Sun Education cabang Semarang dan IDP pusat Jakarta .
Proses pencarianpun berakhir dan aku bisa mendapat kesimpulan 3 universitas
terbaik di UK di bidang pendidikan, yaitu:
- University College London (UCL)
- University of Edinburgh (UoE)
- University of Manchester (UoM)
Untuk bisa diterima dan kuliah di
salah satu universitas top itu, aku harus mengambil langkah strategis…hehe.
Pada intinya aku harus mengambil posisi aman yaitu dengan mendaftar universitas
yang aku memiliki kemungkinan diterimanya. Pertama, aku putuskan untuk
mendaftar University of Manchester
dengan jurusan MA TESOL melalui agen Sun Education di Semarang. Sambil menunggu
aku juga mendaftar University of
Edinburgh pada tanggal 30 April 2016 dengan jurusan yang sama secara
mandiri. Karena ingin mendapatkan kepastian LoA dari kampus yang lebih baik,
akhirnya aku memutuskan untuk mengirim surat ke pihak admission University of Edinburgh yang menyatakan
bahwa untuk keperluan beasiswa saya sangat membutuhkan LoA Unconditional segera. Alhamdulillah….SubhanallAh…. Dalam waktu 2
hari, suratku mendapatkan balasan yang positif. Tepat pada tangga 3 Mei 2016
secara resmi aku mendapatkan LoA unconditional.
Bahagia sekali rasanya karena
hanya dalam waktu yang singkat aku bisa mendapatkan respon positif dari kampus
yang top di dunia. Namun, 2 hari
kemudian perasaan galau menghantuiku karena aku mendapatkan pesan dari Sun
Education melalui What’s Up berisi ucapan selamat telah mendapat LoA
Unconditional dari University of Manchester. Di satu sisi, aku sangat bersyukur
bisa diterima di dua universitas top ini. Tapi disi lain aku harus memilih
salah satu. Setelah mempertimbangkan banyak hal, akhirnya aku putuskan untuk
mengambil Edinburgh dan membatalkan kuliah di Manchester. Sumpah….gak enak
banget rasanya udah ngrepotin Sun Education untuk proses aplikasi ke Manchester
yang akhirnya aku Cancel. Karena rasa
gak enak ini, aku konsultasi dulu ke pihak Sun Education tentang rencanaku ini.
Mereka menyarankanku untuk membuat surat pernyataan Cancel beserta semua
alasan-alasan yang bisa diterima. So, aku buat deh surat itu dengan perasaan
berat hati. Gilaa… PHP banget aku ya. Tapi keputusan ini insyaAllah demi amanah
beasiswa dan masa depan yang lebih baik tentunya.
Well….mendapatkan LoA Unconditional dari University of Edinburgh bukan berarti aku langsung puas begitu
saja. Aku masih dihantui rasa penasaran yang tinggi untuk melirik University
College London (UCL) dimana reputasi dan rankingnya sangat bagus. Banyak sekali
para Awardee LPDP yang mendaftar di kampus ini. Setelah membaca semua referensi
tentang kampus, tidak salah bahwa UCL menempati Ranking 7 di dunia untuk tahun
2016/2017. Yang membuatku takjub adalah peringkat jurusan Education yang menempati posisi pertama di dunia menurut QS World
Ranking. Walaupun ingin sekali mendaftar
di UCL, masih ada keraguan dalam diri apakah aku bisa diterima dan menjalani
kuliah di kampus itu ya. Akupun sempat bertanya-tanya ke rekan atau kenalan
yang sudah kuliah disitu serta salah satu agen UCL di Jakarta. Sempat kaget
karena katanya program MA TESOL sudah ditutup pendaftarannya. Akupun sempat
urung mendaftar setelah mengetahui kabar ini. Kabar tidak baik ini sempat
membuatku putus asa, tapi berbekal keyakinan aku mencoba mencoba mencari informasi
lebih lanjut di website resminya dan menemukan bahwa pendaftaran masih dibuka
hingga 29 Juli…. Sebel juga telah dibohongi. Pelajarannya, jika ingin mendaftar
kuliah dan mantab dengan pilihan kita, mending kita coba saja cari informasinya
sendiri. Tidak semua agen pendidikan itu baik hati memberikan informasi sesuai
keinginan kita. Terkadang karena promosi, banyak diantaranya menawarkan
universitas lain yang belum tentu sesuai dengan kita.
Setelah mendapatkan informasi
tentang prosedur pendaftaran dan rekomendasi dari 2 orang dosen,
akhirnya ini nih my final decision!
10 Mei : Applying for MA TESOL
Program di UCL and sending a letter to the department (Gourlay Lesley)
11 Mei: First refence submitted
12 Mei: Second reference
submitted
17 Mei: Response from Andrea
Revesz
18 Mei: LoA Unconditional was
issued
Alhamdulillahirabbil'alamin......
Maka nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan.....
Sujud syukur......
SubhanAllah.......
Unconditional LoA from The University of Manchester |
Unconditional LoA from The University of Edinburgh |
Unconditional LoA from University College London/ UCL Institute of Education |