Selasa, 02 Agustus 2016

Aku dan Beasiswaku Part 1


 
Penerima Beasiswa LPDP Tahun 2015/ PK-53

Aku dan Beasiswaku 

Part 1

Aziza Restu Febrianto

Setiap orang pasti memiliki kisah sukses hidup yang berbeda-beda. Bagi kebanyakan orang, sukses selalu identik dengan kehidupan yang mapan, memiliki pekerjaan tetap yang menjanjikan, rumah megah dan mobil yang mewah. Ada juga orang yang berfikir bahwa menikah muda dan mempunyai keluarga kecil yang bahagia sudah cukup menjadi kesuksesannya. Tidak lupa, kesuksesan seseorang juga disesuaikan dengan takdir hidup yang dialaminya. Ada yang diberikan kelancaran dalam meniti karir seperti menjadi pengusaha setelah lulus SD, menjadi pegawai tetap di perusahaan besar setelah selesai kuliah, adapula mereka yang harus menganggur beberapa tahun terlebih dahulu sebelum mendapatkan pekerjaan. Lebih dari itu, diantara orang yang selalu diberikan kesehatan, ada juga yang mendapat musibah sakit parah yang sulit disembuhkan. Jika ini sudah menjadi garis hidup, kesuksesan dan kebahagiaan itu dikembalikan kepada diri kita masing-masing untuk memilih. Memilih untuk bersyukur atau merana menatapi masalah. Well, kesimpulannya adalah sukses itu diukur dari kebahagiaan yang kita rasakan dalam hidup. Ketika kita merasakan kebahagiaan, maka disitulah kita sudah bisa dikatakan sukses. Dan pastinya semua itu sesuai dengan pilihan hidup masing-masing orang.

Bagiku, kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah ketika aku masih diberi kesempatan untuk menimba ilmu, mengajarkannya, dan menginspirasi banyak orang untuk selalu berfikir positif dan optimis. Yang jelas saat mempelajari suatu hal dan berhasil, kemudian mengajarkannya kepada orang lain itu merupakan sebuah kepuasan tersendiri buatku. Nah, di artikel ini, aku ingin bercerita tentang perjalanan panjangku mendapatkan beasiswa hingga akhirnya inshaAllah bisa ke luar negeri tahun ini.

  
Kegagalan Masuk Kuliah Komunikasi di UNS 

solo.tribunnews.com
Semua cita-cita dan harapanku berawal dari kecintaanku pada bidang yang aku tekuni sejak SD. Well, pelajaran yang paling aku sukai sejak kecil adalah IPS, Biologi dan Bahasa Inggris. Dan jujur, aku paling tidak suka pelajaran yang berbau Matematika, Fisika dan Kimia. Kalau sedang mengerjakan Matematika, aku jadi teringat waktu duduk di kelas 6 SD dulu. Saat itu aku pernah dihukum oleh ibuku sendiri sebagai wali kelas karena tidak bisa mengerjakan tugas Matematika dengan tuntas di papan tulis… Malu banget rasanya kalau inget kejadian itu.. Tapi ya kadang momen itu membuatku tertawa sendiri, terutama saat ngobrol dengan ibu….hihi. Saat beranjak remaja, aku harus berkutat dengan pelajaran IPA yang kompleks dengan Fisika dan Kimianya karena merupakan pelajaran wajib di SMP dan SMA. Setelah berbaku hantam dan bertarung keras selama 6 tahun menaklukkan semua ilmu pasti itu, akhirnya aku menyerah dan memutuskan bahwa IPA is no more my favourite subject in school. Tapi aku harus rela bersedih hati melepas my lovely Biology..huhuhu. Hasil belajarku ini yang menjadi pertimbanganku mengambil jurusan IPS di SMA (saat itu jurusan Bahasa belum dibuka di sekolah).   

Ketika lulus SMA pada tahun 2004, tanpa berfikir panjang aku langsung cabut dan pergi ke barat untuk menimba ilmu di kota Gudeg (Jogja)…cieee..hehe. Bukan kuliah sih, tapi mengambil program persiapan SNMPTN selama 3 bulan di lembaga bimbingan belajar Nurul Fikri (NF). Waktu itu impianku adalah bisa kuliah di jurusan Komunikasi Universitas Sebelas Maret/ UNS Solo. Pertimbangannya adalah UNS merupakan salah satu universitas negeri terfavorit, terbaik dan paling dekat dengan rumah. Sedangkan pilihan kedua adalah Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengingat Passing grade ku waktu Try Out di bimbel yang masih kurang untuk mengambil jurusan lain. Setelah mengikuti rangkaian Try Out atau simulasi tes, akupun siap untuk tes sesungguhnya yang juga berlokasi di Jogja, kalau tidak salah dulu tempatnya di SMA 24 Yogjayakarta. Selesainya mengikuti tes, saatnya pulang kampung dan menunggu pengumuman kira-kira sekitar satu bulan. Walaupun waktu itu libur panjang dan seharusnya aku habiskan untuk santai, aku justru malah gelisah tidak karuan sambil menyebut-nyebut nama UNS dalam do’aku…wkwkwk. Maklum, ketika mengerjakan tes, soal Matematika yang paling membuatku ketakutan. Mungkin waktu itu hanya 5 soal saja yang bisa aku kerjakan dengan benar. Payah memang… 

Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Hasil tes SNMPTN diumumkan melalui website resmi dan Koran. Langsung saja aku pergi ke Warnet, membeli Koran dan mencari nama dan nomor pendaftaranku. Setelah lama mencari, akhirnya ternyata aku sama sekali tidak menemukan nama dan nomor pendaftranku! It means that aku gak LULUS!..Yahh…..Impian untuk bisa kuliah di UNS sirna sudah…Aku juga sekaligus tidak diterima di UNY… Hancur sudah hatiku...:(

Kuliah di UNNES dan Beasiswa PPA

Kuliah Kerja Lapangan (KKL) tahun 2008
Sumpah….setelah tahu kalau aku gak lulus kuliah di PTN favorit, aku sempat sedih sekali dan berhari-hari merenung sendiri di kamar. Hanya satu yang menyembuhkan kesedihanku waktu itu yaitu sebuah informasi pendaftaran mahasiswa baru di kampus swasta terbesar di Solo. Langsung saja aku mendaftar dan Alhamdulillah, karena nilai rata-rata ujian nasional (UN)ku lumayan bagus, aku bisa diterima tanpa  seleksi tertulis dan wawancara. Beberapa hari mengurus pendaftaran di UMS, kemudian keluarlah pengumuman gelombang khusus penerimaan mahasiswa baru Universitas Negeri Semarang (UNNES atau dikenal sebagai Eks-IKIP Semarang. Kegalauan dan kebimbanganpun melanda saat dihadapkan pada dua pilihan ini. Setelah berdiskusi dengan orang tua, akhirnya aku memutuskan untuk mendaftar Ujian Masuk Unnes (UMU) dengan meninggalkan kampus yang lama di Solo. Padahal udah membayar uang registrasi waktu itu. Tapi Alhamdulillah, uang pembayaran itu bisa dikembalikan dan hanya dipotong 20% jika dilakukan pembatalan. 

Singkat cerita, akupun melewati ujian tertulis dan wawancara dan resmi menjadi mahasiswa baru UNNES. Sebagai wujud rasa syukurku, aku berjanji pada diriku sendiri untuk kuliah dengan serius. Selama kuliah aku tidak ingin hanya fokus pada kegiatan akademik saja, aku ingin bisa mengikuti berbagai macam organisasi di kampus. Aku yakin ilmu itu akan banyak diperoleh dimana saja dan tidak hanya di bangku kelas. Saking senengnya ikut organisasi, rapat sani sini, menjadi anggota kepanitiaan, dan terpilih menjadi ketua organisasi, akhirnya aku mendapatkan beasiswa Pengembangan Potensi Akademik (PPA) selama 4 semester. Alhamdulillah….lumayan bisa meringankan beban orang tua. Uang pencairan dana beasiswa itu aku gunakan untuk membayar kos dan perlengkapan kuliah lainnya. Alhamdulillah, kesibukanku dalam berorganisasi tidak mempengaruhi Indeks Prestasi (IP) akademikku. Dengan keterlibatanku dalam kepanitiaan dan organisasi, aku mendapatkan kesempatan untuk mengikuti studi banding di kota Malang dan Surabaya yang dibiayai oleh fakultas beserta uang pesangonnya. Pada tahun 2009, aku juga mendapatkan kesempatan mengikuti pelatihan kepemimpinan Forum Indonesia Muda (FIM) angkatan 7 selama 4 hari di Cibubur, Jakarta Timur secara gratis. Siapa sangka melalui forum ini, aku bisa berkenalan langsung sekaligus berteman dengan CEO Bukalapak.com, Achmad Zacky dan creator portal kawalpemilu.com, Ainun Najib saat mereka belum seterkenal sekarang ini. Melihat semua kegiatan dan organisasi yang aku ikuti, alhamdulillah, ketika diwisuda, aku mendapatkan anugerah wisudawan aktivis oleh dekan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS), bapak Prof. Dr. Rustono pada upacara wisuda Fakultas pada 28 Oktober 2009 (Walaupun telat lulus satu semester)…hehe.

Wisuda UNNES Tahun 2009
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)


Bersambung

Ngawi, 2 Agustus 2016


Tidak ada komentar:

Posting Komentar