Be Yourself and Do the
Best
Kunci Hidup Sukses
dan Bahagia
Aziza Restu Febrianto
Tulisan ini terinspirasi oleh
kisah dan ucapan ibu menteri sosial Chofifah Indar Parawangsa yang menghadiri undangan
pada sebuah acara Talk Show di Trans 7. Mungkin apa yang beliau ceritakan dalam
acara tersebut sangat sederhana dan umum. Namun ketika itu disampaikan oleh
seseorang yang berkarakter kuat seperti beliau, semua menjadi luar biasa dan
menginspirasi. “Be Yourself and Do the
Best” merupakan pesan terakhir dari beliau yang membuat saya selalu
teringat dan tersentuh. Pesan ini sangat biasa, tapi menurut saya maknanya
sangat mendalam. Berikut adalah poin-poin penjelasan yang saya tangkap dari
pesan beliau ini.
- Be Yourself/ Menjadi diri sendiri
Mungkin banyak diantara kita yang sudah tidak asing lagi
dengan ungkapan ini. Namun seperti biasa, semua ungkapan memang mudah
diucapkan, tapi susah sekali untuk dijalani. Mudah-mudahan kita termasuk orang
yang selalu bisa mengamalkan semua pemikiran positif yang kita miliki. Menjadi
diri sendiri ini memang memiliki banyak tantangan jika kita tidak memegang
prinsip yang kita yakini. Tidak jarang kita mendapat godaan untuk tidak percaya
pada diri kita sendiri. Sehingga yang sering terjadi adalah kita mudah sekali untuk
tidak bersyukur dan kurang menghargai diri kita sendiri karena melihat apa yang
dimiliki orang lain. Makanya pepatah yang mengatakan bahwa ‘Rumput tetangga itu
terlihat lebih hijau’ memang benar adanya. Terkadang kita juga sering merasa
bahwa kita tidak bisa melakukan sesuatu yang besar seperti orang-orang sukses
yang kita lihat disekitar kita atau di media massa. Ada juga karena
keterbatasan biaya dan lemahnya ekonomi orang tua, kita menjadi putus asa untuk
melanjutkan pendidikan dan mencari ilmu. Padahal seandainya kita yakin dan
percaya bahwa kita bisa berusaha dan mencari jalan keluar, pasti semua yang
kita inginkan akan menjadi nyata. Semua hanya soal waktu dan kesabaran saja.
Fenomena ini dalam istilah psikologi biasa disebut dengan Mental Block. Setiap orang memiliki potensi untuk menciptakan Mental Block mereka sendiri. Mental Block muncul karena kekhawatiran
tentang apa yang kita pikirkan mengenai keadaan dan tantangan hidup yang
dihadapi atau peristiwa dan pengalaman di masa lalu.
Perasaan minder dan tidak percaya pada diri yang kemudian
muncul Mental Block ini sering
menimpa kebanyakan orang. Contohnya tidak hanya anak remaja yang putus sekolah
dan memilih hidup keras di jalanan atau memutuskan untuk menjadi buruh kasar,
tapi juga orang dewasa yang memilih untuk bekerja keras dengan berpenghasilan
pas-pasan. Seandainya mereka tahu potensi yang mereka miliki dan terus fokus
dan mengembangkan kreatifitasnya, aku yakin mereka akan menjadi orang yang
benar-benar sukses dengan bidangnya itu. Aku yakin setiap manusia yang terlahir
di dunia ini memiliki bakat dan minat sebagai anugerah dari Tuhan. Hanya saja
permasalahannya adalah bagaimana kita mencari dan menekuni anugerah itu sebagai
wujud ikhtiar dan rasa syukur. Misalnya, sesorang yang memiliki minat dan bakat
di bidang gambar dan visualisasi, dengan bakatnya itu dia bisa berkembang dan
menyesuaikan bidangnya dengan perkembangan jaman seperti halnya seni graphic design dan digital painting. Kemudian keterampilan
ini diikuti dengan belajar product
marketing sehingga bisa bersaing di pasaran dan menghasilkan pendapatan.
Mereka yang berbakat musik dan tarik suara juga bisa mencoba menunggah video performance mereka di social media dan YouTube untuk
memperoleh banyak penggemar dan popularitas. Masih banyak sekali contoh lainnya
yang bisa kita jumpai dan itu semua membutuhkan kepercayaan diri dan komitmen
kita. Kepercayaan diri yang tinggi itu juga dibutuhkan dalam dunia kerja.
Karyawan yang memiliki penampilan meyakinkan, percaya diri dan terlihat optimis
akan memberikan kesan baik bagi perusahaan. Pimpinan perusahaan akan lebih
percaya pada mereka yang memiliki sikap dan pemikiran yang positif daripada
yang biasa-biasa saja. Pada akhirnya sikap positif dan optimis ini akan membawa
mereka pada puncak sukses karir di perusahaan tempat mereka bekerja.
- Do the Best/ Lakukan yang terbaik
Setelah kita memiliki rasa kepercayaan diri dan menemukan
bidang/ passion yang kita geluti, yang harus kita lakukan selanjutnya adalah
bekerja keras dan berkomitmen yang tinggi. Banyak sekali orang ahli dan pintar
dalam bidang tertentu yang pada akhirnya mengalami kegagalan dan putus asa
dikarenakan ketidakmampuan mereka dalam mengelola sikap kerja keras dan mental
yang optimis. Kegagalan dan kebangkrutan merupakan hal yang wajar dalam hidup.
Pemikiran inilah yang harus kita tanamkan dalam diri kita. Tugas kita dalam
hidup ini hanyalah berikhtiar sekeras mungkin dan menyerahkan hasilnya kepada
Tuhan. Justru setiap kegagalan yang kita alami memberikan pelajaran yang sangat
berharga bagi kita agar tidak mengulanginya lagi dan berusaha mencari upaya dan
cara alternatif lain yang lebih baik lagi.
Selain kegagalan dan kebangkrutan, tantangan hidup lain
yang mengganggu sikap konsisten kita adalah kritikan. Kepercayaan diri kita
sebenarnya banyak diuji melalui kritikan dan komentar dari orang lain atau
bahkan dari orang terdekat kita. Kita harus tahu bahwa tidak ada orang besar di
dunia ini yang berhasil tanpa adanya kritikan atau bahkan cemo’ohan. Setiap
kali memulai suatu usaha, selalu saja ada orang yang berkomentar macam-macam
tentang kita. Padahal jika kita meng-iyakan dan mengikuti omongan orang tentang
diri kita itu, sama sekali kita tidak akan bisa mencapai tujuan hidup kita. Hal
ini dikarenakan tiap orang memiliki pengalaman, peristiswa, karakter, dan nasib
yang berbeda-beda. Sehingga apa yang mereka ucapkan tentang hidup kita hanyalah
sekedar asumsi tak mendasar saja. Yang bisa kita lakukan sebenarnya hanyalah
mengambil bagian positif dari asumsi itu dan menjadikannya sebagai cambuk bagi
kita untuk bisa melakukan hal yang lebih besar.
Semoga tidak hanya tulisan yang ditulis dan dibaca, tapi
juga tindakan yang harus mengikutinya pula. Amin