Bisa Mengajar Karena Berorganisasi
*Aziza Restu Febrianto
Saya
justru belajar banyak tentang cara mengajar yang baik ketika aktif di
organisasi dan kegiatan non-akademik lainnya di kampus, bukan pada saat praktik
mengajar di perkuliahan. Berbekal keterampilan menyampaikan pendapat dan
gagasan pada waktu berorganisasi itulah yang akhirnya membuat saya berlatih
menjadi lebih percaya diri. Saya juga percaya diri ketika menerima tawaran dari
teman untuk menjadi guru les privat dan kelompok. Selama kuliah di UNNES, saya
telah mengajar les privat dan kelompok sejak semester pertama. Namun, tujuan
saya mengajar bukanlah untuk mengembangkan keterampilan mengajar saya, tapi
untuk mencari penghasilan tambahan...hehe.
Alasan
teman merekomendasikan pekerjaan itu juga bukan karena pertimbangan
keterampilan mengajar saya, tapi hanya melihat kemampuan berbahasa Inggris
saya. Menurut mereka gaya berbicara saya lebih bagus diantara teman-teman saya yang
lainnya... kata mereka gaya saya mirip-mirip American English gitu..haha. Padahal saya hanya suka menirukan gaya
orang berbicara saja dalam film-film Amerika yang saya tonton. Kebetulan saya memang
suka sekali dengan film-film Amerika. Kira-kira yang dikatakan oleh teman-teman
saya itu seperti ini:
“Mas, saya senang dengan gaya
berbicara kamu... kaya di film-film action gitu. Pokoknya tak kasih kerjaan ini
ke mas. Menurutku hanya mas yang cocok.”
Berkat
mengajar les privat dan kelompok ini, penghasilan saya secara pribadi yang
awalnya hanya berasal dari beasiswa dan orang tua, akhirnya menjadi bertambah,
sehingga jumlahnya sangat lumayan untuk ukuran seorang mahasiswa. Sejak saat
itu, saya tidak pernah lagi meminta orang tua untuk mengirimkan uang jajan
maupun biaya kos-kosan. Mereka hanya mengirimkan uang untuk biaya kuliah saja.
Kemudian karena jam terbang mengajar saya cukup tinggi, saya mendapatkan
kepercayaan untuk mengajar di perkantoran. Kesempatan ini juga datang tidak lain
karena jaringan yang saya bangun selama terlibat di kegiatan organisasi. Salah
satu tempat saya mengajar waktu itu adalah kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. Disana saya mengajar Bahasa Inggris untuk para karyawan dan dokter yang
akan ditugaskan di Australia. Setiap kali pertemuan atau selama 1,5 jam saya
digaji 360 ribu rupiah. Bagi saya, untuk seorang mahasiswa, jumlah itu sudah
sangat besar sekali.
Walaupun
sudah cukup lama mengajar privat dan kelompok di perkantoran dan rumahan, jiwa
dan motivasi mengajar belum juga tumbuh dalam diri saya. Yang saya pikirkan
waktu itu adalah saya mengajar karena dipercaya dan dianggap pintar dalam
berbahasa Inggris. Tapi yang paling utama adalah mencari tambahan uang dan
pengalaman..hehe. Tentu saja melalui kesempatan mengajar ini, saya juga bisa
mengembangkan keterampilan Public
speaking yang menjadi hobi saya semenjak ikut organisasi. Selain itu, saya juga
berharap dengan semua pengalaman yang saya dapatkan selama berorganisasi dan
mengajar, jalan hidup saya bisa berubah terutama untuk mendapatkan pekerjaan
yang lebih menjanjikan daripada guru.
Kesibukan
berorganisasi dan pekerjaan mengajar memang sangat menyita waktu saya di
kampus, sehingga saya memang benar-benar harus jeli mengaturnya. Namun jiwa
muda saya yang haus akan berbagai macam ilmu dan pengembangan diri tidak
menghentikan langkah saya. Waktu itu saya berkeyakinan bahwa semakin banyak
tugas dan kegiatan yang saya lakukan, maka saya justru akan semakin disiplin
dalam segalanya, terutama kuliah. Bahkan dalam kesibukan itu, saya justru
memutuskan untuk mengikuti beberapa kompetisi, seperti Karya Tulis Ilmiah (KTI)
dan Mahasiswa berprestasi (MAPRES).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar