Sabtu, 09 Februari 2019

Being a Teacher (Bagian 4) - Serangkaian Refleksi



Bisa Mengajar Karena Berorganisasi

*Aziza Restu Febrianto

Saya justru belajar banyak tentang cara mengajar yang baik ketika aktif di organisasi dan kegiatan non-akademik lainnya di kampus, bukan pada saat praktik mengajar di perkuliahan. Berbekal keterampilan menyampaikan pendapat dan gagasan pada waktu berorganisasi itulah yang akhirnya membuat saya berlatih menjadi lebih percaya diri. Saya juga percaya diri ketika menerima tawaran dari teman untuk menjadi guru les privat dan kelompok. Selama kuliah di UNNES, saya telah mengajar les privat dan kelompok sejak semester pertama. Namun, tujuan saya mengajar bukanlah untuk mengembangkan keterampilan mengajar saya, tapi untuk mencari penghasilan tambahan...hehe.

Alasan teman merekomendasikan pekerjaan itu juga bukan karena pertimbangan keterampilan mengajar saya, tapi hanya melihat kemampuan berbahasa Inggris saya. Menurut mereka gaya berbicara saya lebih bagus diantara teman-teman saya yang lainnya... kata mereka gaya saya mirip-mirip American English gitu..haha. Padahal saya hanya suka menirukan gaya orang berbicara saja dalam film-film Amerika yang saya tonton. Kebetulan saya memang suka sekali dengan film-film Amerika. Kira-kira yang dikatakan oleh teman-teman saya itu seperti ini:

“Mas, saya senang dengan gaya berbicara kamu... kaya di film-film action gitu. Pokoknya tak kasih kerjaan ini ke mas. Menurutku hanya mas yang cocok.”
Berkat mengajar les privat dan kelompok ini, penghasilan saya secara pribadi yang awalnya hanya berasal dari beasiswa dan orang tua, akhirnya menjadi bertambah, sehingga jumlahnya sangat lumayan untuk ukuran seorang mahasiswa. Sejak saat itu, saya tidak pernah lagi meminta orang tua untuk mengirimkan uang jajan maupun biaya kos-kosan. Mereka hanya mengirimkan uang untuk biaya kuliah saja. Kemudian karena jam terbang mengajar saya cukup tinggi, saya mendapatkan kepercayaan untuk mengajar di perkantoran. Kesempatan ini juga datang tidak lain karena jaringan yang saya bangun selama terlibat di kegiatan organisasi. Salah satu tempat saya mengajar waktu itu adalah kantor Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Disana saya mengajar Bahasa Inggris untuk para karyawan dan dokter yang akan ditugaskan di Australia. Setiap kali pertemuan atau selama 1,5 jam saya digaji 360 ribu rupiah. Bagi saya, untuk seorang mahasiswa, jumlah itu sudah sangat besar sekali.

Walaupun sudah cukup lama mengajar privat dan kelompok di perkantoran dan rumahan, jiwa dan motivasi mengajar belum juga tumbuh dalam diri saya. Yang saya pikirkan waktu itu adalah saya mengajar karena dipercaya dan dianggap pintar dalam berbahasa Inggris. Tapi yang paling utama adalah mencari tambahan uang dan pengalaman..hehe. Tentu saja melalui kesempatan mengajar ini, saya juga bisa mengembangkan keterampilan Public speaking yang menjadi hobi saya semenjak ikut organisasi. Selain itu, saya juga berharap dengan semua pengalaman yang saya dapatkan selama berorganisasi dan mengajar, jalan hidup saya bisa berubah terutama untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih menjanjikan daripada guru.

Kesibukan berorganisasi dan pekerjaan mengajar memang sangat menyita waktu saya di kampus, sehingga saya memang benar-benar harus jeli mengaturnya. Namun jiwa muda saya yang haus akan berbagai macam ilmu dan pengembangan diri tidak menghentikan langkah saya. Waktu itu saya berkeyakinan bahwa semakin banyak tugas dan kegiatan yang saya lakukan, maka saya justru akan semakin disiplin dalam segalanya, terutama kuliah. Bahkan dalam kesibukan itu, saya justru memutuskan untuk mengikuti beberapa kompetisi, seperti Karya Tulis Ilmiah (KTI) dan Mahasiswa berprestasi (MAPRES).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar